Upacara Tedhak Siten RM Suryonegoro, Putra Pertama GKR Hayu dan KPH Notonegoro
Minggu Kliwon (28/6) siang di Pendapa Keraton Kilen berlangsung upacara tedhak siten Raden Mas Manteyyo Kuncoro Suryonegoro, putra pertama GKR Hayu dan KPH Notonegoro, yang kini telah berusia 10 bulan. RM Suryonegoro merupakan cucu keenam Ngarsa Dalem. Selain ungkapan syukur atas tumbuh kembang sang buah hati, tujuan upacara tedhak siten yang bermakna ‘turun tanah’ juga untuk mengenalkannya pada tanah sebagai ruang hidup dan belajar.
Acara yang berlangsung hangat tersebut diselenggarakan secara tertutup dan terbatas, namun tetap mengedepankan protokol kesehatan sesuai situasi saat ini. Prosesi hanya dihadiri oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas, besan, serta kerabat dekat.
Pukul 12.30 WIB pembacaan doa oleh Abdi Dalem Kanca Kaji yang dipimpin Mas Bekel Ngabdul Wahab mengawali acara tedhak siten. Selanjutnya, RM Suryonegoro dibimbing kedua orangtua melakukan sungkem bekti kepada Ngarsa Dalem dan GKR Hemas. Usai sungkem, telah disiapkan rangkaian tampah berisi jadah warna-warni dan tanah yang ditata lurus menuju sebuah andha (tangga) dari batang tebu. RM Suryonegoro kemudian dituntun kedua orangtua meniti tampah-tampah tersebut dan berujung memanjat andha. Minggah andha tebu secara tersirat dimaknai antebing kalbu yaitu keteguhan hati. Tahapan ini adalah wujud cita agar RM Suryonegoro menyandang keteguhan hati dalam mengarungi setiap jenjang di kehidupannya.
Setelah beranjak turun, RM Suryonegoro diantar masuk ke dalam sebuah kurungan ayam yang di dalamnya diletakkan berbagai macam barang. RM Suryonegoro memperlihatkan ketertarikan pada alat tabuh gender (instrumen gamelan) yang diambil dan terus digenggam hingga akhir acara. Melihat pilihan RM Suryonegoro, GKR Hayu mengutarakan harapan agar kelak sang putra sebagai bagian dari generasi penerus dapat berkontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya.
Acara dilanjutkan dengan siraman. RM Suryonegoro dimandikan dengan air kembang setaman dibantu kedua eyang putri. Sesudah berganti kain dan surjan, RM Suryonegoro dituntun kedua orangtua sembari tangan kanan membawa tongkat congkok dari batang tebu yang diikatkan ayam panggang dan tangan kiri menarik selirang pisang. Prosesi berakhir sekitar pukul 14.00 WIB bersamaan dengan penyebaran udhik-udhik berupa uang koin, bunga, serta beras oleh GKR Hemas dan ibunda KPH Notonegoro, RA Nusye Retnowati.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas