Yogyakarta memiliki banyak sekali kekayaan budaya dan hasil kesenian yang bernilai tinggi, salah satunya batik. Setiap motif yang tertuang memiliki beragam makna filosofi hidup. Batik mulai dikembangkan pada masa Kerajaan Mataram. Batik tradisional terkenal dengan pewarnaan alam, biasanya menggunakan tumbuhan mengkudu, soga, soda abu, bahkan tanah lumpur. Bagi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, batik menjadi bahan pakaian para raja dan keluarganya. Pada masa itu, batik dibuat oleh para putri keraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan keraton. Seiring berkembangnya zaman, batik menjadi salah satu komoditi yang diperdagangkan dan dapat dipakai oleh kalangan masyarakat umum.