Sambut Tahun Baru Jawa, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Gelar Doa Bersama
Rabu malam (19/8), Abdi Dalem Keraton Yogyakarta menggelar acara doa bersama di area Pelataran Kamandungan Lor (Keben). Acara tersebut diselenggarakan untuk menyambut datangnya tahun baru Jawa, 1 Suro Jimakir 1954. Berbeda dengan kebiasaan sebelumnya, Lampah Budaya Mubeng Beteng atau tapa bisu mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta tidak digelar karena situasi pandemi.
Acara ini hanya mengundang peserta dalam jumlah terbatas. KRT Wijoyo Pamungkas selaku perwakilan panita penyelengara menyampaikan bahwa undangan diberikan kepada 100 peserta, namun yang hadir nampaknya kurang dari itu. Mereka terdiri dari 13 perwakilan Abdi Dalem Punokawan, 12 perwakilan Abdi Dalem Keprajan, 25 Penghageng II Keraton Yogyakarta, 25 anggota pamulangan macapat, dan 25 perwakilan dari instansi pemerintahan.
Protokol kesehatan dengan ketat diberlakukan di sekitar lokasi acara. Semua yang hadir diharuskan mengenakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu. Petugas dari Puskesmas Kraton lengkap dengan Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa suhu tubuh setiap peserta sebelum memasuki kawasan Keben.
Acara dimulai sejak pukul 21.00 WIB, diawali pembacaan Kidung Pandonga atau tembang macapat yang syairnya berisi doa harapan agar wabah CoViD-19 segera berlalu. Setelah kurang lebih satu jam kidung dilagukan, para utusan Sri Sultan Hamengku Buwono X hadir untuk membuka acara di Bale Anti Wahana, Kamandungan Lor. Para Utusan Dalem tersebut adalah KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan RM Drasthya Wironegoro.
Mewakili panitia penyelenggara, Plt Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Sumadi, SH. MH, menyampaikan bahwa tradisi Mubeng Beteng telah menjadi warisan budaya tak benda dari Yogyakarta pada tahun ini tidak dilakukan untuk menghindari kerumunan yang dapat meningkatkan penyebaran virus corona. Menyambut laporan tersebut, KPH Wironegoro sebagai Penghageng Parentah Hageng Keraton Yogyakarta, menyampaikan harapan yang dikutip dari pernyataan Ngarsa Dalem. Doa bersama menyambut tahun baru Jawa berdasarkan Kalender Sultan Agungan yang diselenggarakan pada malam 1 Suro atau 1 Muharram berdasarkan Kalender Hijriah ini sekaligus untuk “ nyuwun kalis ing bebaya lan tulak-sarik, lan uga bisaa tinebihna saka memala tumraping manungsa ”.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan doa bersama. Bertugas untuk membacakan doa penutup adalah Mas Lurah Ngabdul Saeful, anggota Abdi Dalem Kanca Kaji. Para Utusan Dalem meninggalkan lokasi pada pukul 22.30 WIB sekaligus menutup acara peringatan pergantian Tahun Jawa tersebut.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas