Golek Jangkung Kuning dan Beksan Anila Prahastha Meriahkan Malam Puncak Muhibah Budaya Madiun
Keraton Yogyakarta bersama Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar agenda Muhibah Budaya Mataram di Kota Madiun, Jawa Timur pada 20-25 Juli 2023. Muhibah Budaya Mataram tahun ini bertajuk “Merajut Budaya Mataram dari Yogyakarta untuk Indonesia.”
Berbagai agenda pendukung Muhibah Budaya Madiun terselenggara sejak 20 Juli 2023, diantaranya pameran, lokakarya digitalisasi aksara Jawa, klinik aksara, pameran sastra, pertunjukan wayang semalam suntuk, lokakarya Beksan Golek Jangkung Kuning dan Beksan Anila-Prahastha, lokakarya pengageman (berbusana Jawa gaya Yogyakarta), lokakarya macapat, pelatihan cagar budaya dan sejarah, serta lokakarya seni grafis.
Acara puncak Muhibah Budaya Madiun berlangsung di Balaikota Madiun pada Selasa (25/07) mulai pukul 19.00 WIB. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, KPH Notonegoro, Wali Kota Madiun Drs. H. Maidi, SH, MM, M. Pd, beserta sejumlah pejabat Pemda DIY dan Pemerintah Kota Madiun.
Dalam agenda puncak Muhibah Budaya Madiun, Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta turut berpartisipasi dengan menampilkan dua repertoar tari, yaitu Beksan Golek Jangkung Kuning dan Beksan Anila-Prahastha. Beksan Golek Jangkung Kuning diciptakan oleh KRT Wiroguno pada tahun 1931. Tarian ini bercerita tentang gadis yang senang merawat tubuh dan bersolek mempercantik diri. Penampilan selanjutnya adalah Beksan Anila-Prahastha, berkisah tentang peperangan antara Patih Prahastha melawan Raden Anila. Penampilan kedua turut dimeriahkan oleh para peserta lokakarya tari. Lokakarya tersebut telah berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh siswa sekolah serta siswa sanggar tari yang ada di Kota Madiun.
Dalam sambutan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibacakan oleh Sri Paduka Paku Alam X, Sri Sultan Hamengku Buwono X menuturkan bahwa Muhibah Budaya bukan hanya kunjungan biasa, tetapi memiliki makna merangkai kembali kesejarahan Mataram. Selain itu, Sri Sultan turut menyampaikan benang merah yang menyambung antara Yogyakarta dengan Madiun. Benang merah ini diawali dari Perjanjian Giyanti 1755, di mana beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Madiun menjadi wilayah mancanegara Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pertalian sejarah juga tampak pada hubungan pernikahan antara Gusti Kanjeng Ratu Maduretno, putri Sri Sultan Hamengku Buwono II dengan Raden Ronggo Prawirodirjo III, yang saat itu menjabat sebagai bupati mancanegara timur Yogyakarta merangkap Bupati Madiun. “Semoga dengan pemahaman sejarah, kita dapat menggugah kesadaran generasi sebagai modal sosial berharga untuk titik tolak pengembangan budaya di kedua daerah,” harap Sri Sultan.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas