Hadeging Nagari ke-277: Peringatan Bersejarah Berdirinya Kasultanan Yogyakarta
Memperingati 277 tahun Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, Keraton Yogyakarta mengadakan serangkaian prosesi. Selasa Pahing pagi (12/12), serombongan Abdi Dalem Kanca Kaji dan Pengulon berziarah ke makam mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Pajimatan Imogiri, Bantul. Di pendapa Kedhaton Kasuwargan, prosesi ziarah diawali dengan sugengan dan pembacaan lantunan tahlil. Tak lupa doa pengampunan dan keselamatan dipanjatkan untuk pendiri sekaligus raja pertama Kasultanan Yogyakarta. Ziarah ditutup dengan menabur bunga di pusara makam Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Pada malam harinya, Kawedanan Pengulon menggelar mujahadah yang dihadiri oleh para Kiai dan jemaah dari berbagai kalangan di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. KRT Zhuban Hadiningrat dalam sambutan mujahadah mengungkapkan bahwa peringatan Hadeging Nagari merupakan upaya mengenang kemuliaan dan perjuangan para leluhur. “Alhamdulillah sampai saat ini Keraton Yogyakarta masih menjadi kerajaan yang eksis di Indonesia. Semenjak lahir hingga 277 tahun telah berperan penting dalam penyebaran dakwah Islam khususnya di tanah Jawa,” jelas Kanjeng Zhuban.
Pada hari kedua, Rabu Pon (13/12), mulai pukul 04.30 WIB hingga petang, digelar Semakan dan Khataman Kitab Suci Al-Qur’an di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Jemaah yang hadir silih berganti melantunkan ayat-ayat suci dengan penuh khidmat hingga khatam. Malam harinya, sebagai puncak acara, Kawedanan Pengulon bersama Majelis Khotmil Qur’an mengadakan pengajian peringatan Hadeging Nagari. Tampak Mantu Dalem KPH Purbodiningrat dan KPH Notonegoro turut hadir selama pengajian berlangsung.
Dalam sambutan virtual, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 berpesan kepada jemaah dan masyarakat luas akan pentingnya berhati-hati dalam menerima informasi, terutama saat ini tengah memasuki tahun politik. “Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada masa kampanye pemilihan serentak ini, mengkaji tinalesih atau tabayun menjadi penting sebagai prinsip kehati-hatian dalam memahami informasi. Cek dan ricek kebenaran berita berikut sumber beritanya perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum disebarluaskan,” pesan Ngarsa Dalem.
Sejarah Hadeging Nagari merujuk pada peristiwa saat Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I mendeklarasikan berdirinya Nagari Ngayogyakarta pada 13 Maret 1755 (29 Jumadilawal 1680) atau sebulan Pascaperjanjian Giyanti. Bagi keraton, ini menjadi momentum untuk melestarikan tradisi dan senantiasa mengenang perjuangan para leluhur.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas