Peringati 75 Tahun Diplomatik Inggris – Indonesia, Keraton Berkolaborasi dengan The British Army Band Colchester

Siang menuju sore pada Selasa (04/06), Bangsal Kepatihan yang terletak di Kompleks Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta tampak sibuk. Kanca Sewidak atau pramusaji yang berbusana khas Keraton Yogyakarta hilir mudik mempersiapkan meja-meja bundar. Termasuk beberapa Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta yang lengkap bersamir mempersiapkan instrumen musik orkestra di atas pendapa. Semuanya mempersiapkan Konser Kolaborasi Yogyakarta Royal Orchestra dan The British Army Band ‘Colchester’ yang digelar dalam rangka “75th Anniversary of United Kingdom – Indonesia Diplomatic Relations” atau Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Kerajaan Inggris Raya dengan Republik Indonesia.

Tepat pukul 15.00 WIB, terdengar seruan “Rauuuuss” penanda Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 memasuki (miyos) Bangsal Kepatihan diiringi Gendhing Surceli yang dimainkan oleh Yogyakarta Royal Orchestra. Ngarsa Dalem berdampingan dengan HE. Dominic Jermey CVO, OBE; Duta Besar Kerajaan Inggris Raya untuk Indonesia dan Timor Leste. Turut hadir Putri Dalem GKR Condrokirono yang juga merupakan Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Drs. Beny Suharsono, M. Si.

001

Sementara Yogyakarta Royal Orchestra telah siap sedia di atas pendapa, The British Army Band ‘Colchester’ bersiap di samping kiri pendapa lengkap dengan seragam berwarna putih dan merah. British Army Band ‘Colchester’ telah tampil berbagai agenda militer dan sipil di Inggris serta negara-negara lain di dunia, antara lain saat pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II dan Penobatan Yang Mulia Raja Charles III. “Merupakan suatu kebanggaan bagi kami karena dapat berkolaborasi dengan military band Inggris. Ini adalah salah satu bentuk harmonisnya hubungan persahabatan dua negara yang diwujudkan melalui musik,” jelas Penghageng Kawedanan Kridhamardawa KPH Notonegoro.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya diiringi Yogyakarta Royal Orchestra, dilanjutkan dengan mendengarkan lagu kebangsaan Kerajaan Inggris ‘God Save The King’ yang dibawakan oleh band Colchester. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia, HE. Dominic Jermey. 

002

"Senang sekali bisa kembali ke Yogya, tempat di mana saya belajar bahasa Indonesia selama sebulan, sebelum menjabat sebagai Duta Besar Inggris,” ujar Dominic Jermey. Lanjut Jermey ada kesamaan latar belakang budaya antara Yogyakarta dengan pemerintah Inggris. Bahkan menurut dia hubungan antara kedua kerajaan sudah dirayakan berkali-kali. Termasuk saat kunjungan Ratu Elizabeth II pada tahun 1974. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan Pangeran Wales, yang sekarang adalah Raja Charles III pada tahun 1989 dan 2008.

"Saya berharap kita dapat terus mengembangkan kolaborasi ini di masa depan. Saya berharap kita juga dapat mendekatkan masyarakat kita melalui penampilan musik dari Yogyakarta Royal Orchestra dan British Army Band Colchester," ujar Jermey.

003

Gayung bersambut, dalam sambutannya Ngarsa Dalem pun menungkapkan rasa bahagia dan bangganya atas kolaborasi antara The British Army Band ‘Colchester’ dengan Yogyakarta Royal Orchestra dan Abdi Dalem Wiyaga. Di hadapan wartawan, Sri Sultan bahkan mengungkapkan bahwa semur hidup baru kali pertama ini terjadi kolaborasi antara kelompok musik Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan kelompok musik militer Kerajaan Inggris Raya. Kolaborasi orkestra dari musisi dua kerajaan itu dapat mewujudkan simbol dan selebrasi semangat kebudayaan Inggris dan Indonesia.

"Kerja sama yang terjalin antara Inggris dan Indonesia, membentang jauh melampaui arena politik dan ekonomi, merambah ke dalam wilayah budaya yang luas dan mendalam,” ungkap Ngarsa Dalem dalam sambutan. Ngarsa Dalem mengungkap bahwa kerja sama ini telah membuahkan pemahaman dan apresiasi lintas budaya. Sehingga dapat menjadi jembatan yang memperkuat ikatan antara dua bangsa.

004

Ngarsa Dalem menambahkan kerja sama nyata yang terjalin dari beberapa tahun terakhir adalah digitalisasi manuskrip-manuskrip bersejarah dari Keraton Yogyakarta yang tak hanya sekadar pelestarian budaya semata. Namun juga, sebagai bentuk pemeliharaan dan sebagai bentuk merayakan kekayaan budaya.

“Tentu untuk memastikan, bahwa kebijaksanaan dan keindahan yang terkandung dalam setiap lembaran manuskrip tersebut, senantiasa terjaga untuk pencerahan masa depan umat manusia," tutup Ngarsa Dalem.

Momentum kolaborasi ini pun menjadi istimewa karena sekaligus menjadi konser pamitan dari tim Yogyakarta Royal Orchestra yang pada 6 – 9 Juni 2024 melawat ke negeri jiran untuk menghadiri undangan Festival Orkestra Kuala Lumpur 2024. Usai menyampaikan sambutannya, Ngarsa Dalem berkenan memasangkan samir kepada RW Widyogunomardowo selaku pengaba Yogyakarta Royal Orchestra sebagai penanda resmi melepas kontingen Yogyakarta Royal Orchestra untuk penampilan internasional pertamanya pada Jumat (07/06) di Auditorium Dewan Bandaraya Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam konser pamitannya, Yogyakarta Royal Orchestra membawakan dua dari beberapa repertoar yang akan dibawakan pada Festival Orkestra Kuala Lumpur 2024 yakni lagu Swara Suling dan Menthog-Menthog yang memukau tamu undangan pada acara “75th Anniversary of United Kingdom – Indonesia Diplomatic Relations”.

005

Sebelum menyaksikan penampilan dari band Colchester, terdapat jamuan sore istimewa karena menghadirkan menu khas Keraton Yogyakarta yang kebetulan juga menjadi salah satu makanan favorit Bapak Dominic Jermey di Indonesia yakni jadah manten dan sambal ijo. Berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Inggris, tagar #SambalDiplomacy bahkan menjadi ciri khas Dubes Inggris tersebut karena tak pernah absen mencicipi sambal setiap berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.

Dalam jamuan sore tersebut, para tamu undangan menyantap kudapan dengan ditemani iringan Uyon-uyon dari Abdi Dalem Wiyaga. Salah satu gendhing yang dimainkan adalah Gendhing Westminster Laras Slendro Pathet Sanga yang cukup menarik perhatian Bapak Dominic yang sedang berbincang hangat dengan Ngarsa Dalem. 

Hingga akhirnya tiba lah pada saat yang dinanti, yakni penampilan The British Army Band Colchester. Pimpinan British Band Army Colchester Thomas Lamerton-Reece menyampaikan rasa bahagianya atas terselenggaranya agenda kolaborasi ini. “Kami merasa terhormat bisa tampil bersama Yogyakarta Royal Orchestra. Ini juga merupakan kunjungan pertama kami ke Indonesia, dan saya sangat terkesan dengan budaya dan keramahan masyarakat di Yogyakarta. Melalui kunjungan ini, kami ingin mempererat persahabatan antar kedua negara melalui musik dan pertukaran budaya,” jelasnya, melalui keterangan tertulis resmi British Embassy, Senin (03/06).

Thomas Lamerton-Reece dan timnya pun membawakan total 5 lagu di atas pendapa Bangsal Kepatihan yakni Captain America; Coldplay Classics; A Bridge too Far; Living on a Prayer; dan Lord of The Dance. Hingga akhirnya tiba pada sesi pertunjukan kolaborasi dengan ML Widyoyitnowaditro selaku pengaba. Sebagai repertoar pertama hadir Gendhing Gati Taruna yang merupakan Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 pada tahun 2020 lalu. Permainan musik brass ensemble dari Colchester berpadu dengan gamelan yang dimainkan Abdi Dalem Wiyaga sungguh memukau seluruh tamu undangan sore itu.

Penampilan ditutup dengan lagu Suwe Ora Jamu aransemen ML Widyoyitnowaditro yang kembali menghadirkan kolaborasi dari The British Army Band Colchester dengan Abdi Dalem Wiyaga. Lagu terakhir ini pun mendapatkan standing ovation dari Ngarsa Dalem dan Dubes Inggris untuk Indonesia, HE. Dominic Jermey, yang kemudian diikuti sebagian besar tamu undangan.