Rona Paramaswara Yogyakarta Royal Orchestra Semarakkan Hari Musik Dunia 2024

Setelah sukses menggelar konser di dua kawasan ikonik Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Tebing Breksi (2022) dan Nglanggeran Gunungkidul (2023), Bendung Kamijoro, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo menjadi saksi kali ketiga perayaan ulang tahun Konser Yogyakarta Royal Orchestra sekaligus songsong Hari Musik Dunia 2024, pada Sabtu malam (22/06). Konsisten dengan tema epik yang selalu mengiringi setiap pergelaran, konser ulang tahun Yogyakarta Royal Orchestra pada tahun 2024 mengangkat tajuk “paramaswara” yang diambil dari kata parama (istimewa) dan swara (kidung/lelagon). Bermula dari makna tersebut, konser Paramaswara berisikan kidung-kidung atau nyanyian yang istimewa dan berhasil memikat lebih dari seribu penonton. 

Kulon Progo sebagai wilayah yang berada di bagian barat DIY ini merupakan wilayah yang terkenal akan ketahanan pangan, lingkungan, serta wisata alamnya. Terkait dengan hal tersebut, konser Paramaswara mengalunkan repertoar lagu daerah dan nasional bertema alam dan lingkungan, serta turut berkolaborasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk mensinergikan kesenian dan pariwisata berkelanjutan.

004

Alunan melodi indah yang dimainkan oleh Yogyakarta Royal Orchestra: Paramaswara diaba-abai oleh ML Widyowitnomardowo (Dr. I.G.N. Wiryawan Budiana, M. Hum), lalu ML Widyowitnowaditro (Joko Suprayitno S.Sn., M.Sn.) sebagai arranger dan music director, dan RJ Hanungwaditro (Raden Bagus Retoridka, S.Sn.) sebagai concert master. Sementara itu, permainan orkrestra juga diiringi dengan suara merdu para solois vokal yaitu Brian Prasetyoadi, Win Yovina Thopandi, serta Daru Jaya (Ndarboy Genk). Vokal grup yaitu Vocalista Harmonic dari ISI Yogyakarta dan kelompok kesenian lokal yaitu Srawung Krumpyung Kulon Progo juga menambah kolaborasi hebat selama pergelaran berlangsung. 

Konser Paramaswara menyuguhkan beberapa repertoar lagu yaitu Gending Surceli, Memandang Alam, Fantasia on Turi-Turi Putih, Yen Ing Tawang Ana Lintang, Simfoni Kamijoro, Tanjung Perak, Anak Lanang, Mendung Tanpo Udan, dan Koyo Jogja Istimewa. Irama Gending Surceli digunakan sebagai pembuka konser. Selanjutnya, lagu Memandang Alam disuguhkan oleh Vocalista Harmonic ISI Yogyakarta. Fantasia on Turi-Turi Putih dan Yen Ing Tawang Ana Lintang dikemas secara instrumental. Dilanjutkan lantunan simfoni syahdu oleh Simfoni Kamijoro berisikan lagu Perahu Layar, Geblek Kulon Progo, dan Ikan Cucut yang disajikan oleh Srawung Krumpyung Kulon Progo. Penampilan istimewa Tanjung Perak juga dibawakan oleh Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi. Kemudian lagu popular Anak Lanang, Mendung Tanpo Udan, dan Koyo Jogja Istimewa dinyanyikan oleh Daru Jaya (Ndarboy Genk). 

002

KPH Notonegoro, selaku Penghageng Kawedanan Kridhamardawa yang menaungi Yogyakarta Royal Orchestra mengapresiasi setinggi-tinggi atas kemeriahan dan kesuksesan acara, “Kami berterima kasih atas antusiasme masyarakat dan penonton setia YRO yang begitu tinggi. Semoga YRO dengan konser Paramaswara, khususnya, bisa menghadirkan tembang-tembang istimewa dan mengukir memori indah untuk seluruh penikmatnya.

Turut hadir dalam konser Paramaswara, GKR Mangkubumi dengan KPH Wironegoro, GKR Bendara dengan KPH Yudanegara, KPH Notonegoro, serta wayah dalem (cucu) RM Drasthya Wironegoro dan RM Gustilantika Marrel Suryokusumo.

001