Cerita Terkini dari Abhimantrana

Pameran awal tahun Keraton Yogyakarta yang bertajuk ‘Abhimantrana: Upacara Adat Keraton Yogyakarta’ telah memasuki bulan keempat penyelenggaraan. Pameran tersebut telah dibuka pada 8 Maret 2024 oleh GKR Bendara selaku Penghageng KHP Nitya Budaya sekaligus ketua panitia. Hingga bulan Juni, jumlah antusiasme kunjungan pameran sudah mencapai 118.709 wisatawan. Jumlah kunjungan ini menjadi salah satu poin keberhasilan dan tingginya apresiasi penyelenggaraan pameran.

002

Gelaran pameran di Keraton Yogyakarta berada di bawah naungan Kawedanan Radyakartyasa yang bertugas di bidang pariwisata. Nyi Raden Wedana Noorsundari sebagai carik di kawedanan tersebut menuturkan bahwa, “Pengadaan tema ‘Abhimantrana, upacara adat Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat’ akan membuka tabir wawasan yang berbeda tentang upacara adat. Pameran ini juga akan menguatkan pemahaman bersama bahwa tradisi harus dilestarikan walau penyampaiannya harus disesuaikan dengan keadaan dan zaman yang ada. Dengan hal itulah generasi selanjutnya akan tetap ingin belajar atau mengetahuinya.”

Melalui Abhimantrana, pengunjung diajak untuk menyelami rangkaian Hajad Dalem atau ragam upacara adat yang dilangsungkan oleh Sultan di Keraton Yogyakarta. Upacara adat hadir dalam ragam lintasan yang ada, baik sebagai penanda dalam daur hidup, perayaan keagamaan Islam, hingga peringatan kenaikan takhta.

004

Abhimantrana juga menghadirkan ragam koleksi dan cerita yang menarik. Pengunjung dapat mengulik ritual siraman sebagai salah satu kegiatan yang dapat ditemui dalam beragam upacara. Siraman hadir begitu panjang melalui upacara perkawinan, tetesan dan supitan, tedhak siten, dan mitoni. Aneka regalia atau biasa disebut Kanjeng Kiai Upacara juga dapat disaksikan langsung oleh pengunjung. Regalia ini merupakan pengiring Sri Sultan pada saat miyos untuk menghadiri upacara Jumenengan Dalem atau penobatan.

Pemahaman mengenai upacara bernapaskan Islam juga menjadi topik bahasan dalam Abhimantrana. Dikulik bagaimana para putri Sultan membuat perwujudan burung buraq sebagai kendaraan Nabi Muhammad ketika Isra Mikraj. Dalam Hajad Dalem Peksi Burak, para putri Sultan akan menyusun dedaunan, bunga, ragam buah, dan wujud burung dari kulit jeruk bali. 

003

Tidak hanya berhenti di situ saja, pengunjung juga dapat menikmati ragam kegiatan interaktif yang tersedia selama menyusuri pameran. Ruang audio visual merangkum dengan apik atas filosofi sangkan paraning dumadi dalam beragam upacara daur hidup manusia. Keberadaan replika benteng Keraton Yogyakarta akan mengajak pengunjung untuk berkontemplasi melalui tapa bisu mubeng benteng sembari menuju ruang berikutnya di Gedhong Sarangbaya. Kembali lagi mengulik daur hidup, pengunjung disuguhkan prosesi tedhak siten dengan menginjak tujuh warna jenang hingga mengambil pemaknaan hidup melalui barang yang ada. 

Tidak hanya sekadar menikmati koleksi dan pembahasan di area pameran, Keraton Yogyakarta juga menghadirkan beragam agenda pendukung yang dilakukan secara luring dengan peserta dari masyarakat luas. Penyelenggaraan agenda pertama selama bulan Maret adalah tur kuratorial yang telah dilaksanakan pada Sabtu lalu (23/03) dengan mengajak peserta untuk tur eksklusif bersama kurator pameran. Selain itu, terlaksana juga beragam lokakarya yang diselenggarakan terpusat di Museum Wahanarata. Lokakarya pertama yang diselenggarakan adalah segahan pada Sabtu lalu (30/03) dengan pokok bahasan mengenai perjamuan untuk tamu istimewa dengan mengulik prinsip ‘enak’ dan ‘macak’ dalam sebuah perjamuan. 

001

Agenda pendukung lain juga telah terlaksana dengan begitu menarik. Salah satunya adalah lokakarya wanuh busana sebagai wadah pembahasan dan praktik mengenai busana adat tradisi dari kencongan, sabukwala, pranakan kakung, dan jangkep putri. Agenda yang sudah terselenggara pada Minggu (21/4) tersebut mampu menarik 35 peserta. Pada bulan Mei, terdapat lokakarya sesaji tingkat lanjut melalui pembelajaran meronce bunga dan caos dhahar pada Sabtu (25/05). Lokakarya ini mengupas tuntas beragam jenis caos dhahar yang digunakan dalam Hajad Dalem. Dengan pendampingan dari Abdi Dalem Keparak, 30 peserta diajak meronce ragam bunga yang digunakan dalam upacara di Keraton Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta dan upacara adat yang melingkupinya senantiasa menjadi bahasan yang menarik untuk dikulik. Sehingga melalui pameran Abhimantrana, pengetahuan dan pelestarian akan tradisi mampu dielaborasikan bersama. 

Pameran Abhimantrana masih terselenggara hingga 24 Agustus 2024. Pengunjung masih memiliki waktu untuk menyelami lebih jauh dan melihat lebih dekat akan keanekaragaman upacara adat di Keraton Yogyakarta. 

Cover