Khaul Ageng, Peringatan Surud Dalem Sri Sultan HB IX
Selasa (27/08) atau 21 Sapar Je 1958, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat telah melangsungkan upacara Khaul Ageng untuk memperingati 36 tahun Surud Dalem atau wafatnya mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Prosesi digelar secara khidmat di Kagungan Dalem Tratag Gedhong Prabayeksa.
Sejak pukul 18.30 WIB, para Putra Dalem Putri GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, GKR Bendara dan Wayah Dalem (cucu raja) RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, RM Drasthya Wironegoro, RAj Nisaka Irdina Yudanegara serta Mantu Dalem KPH Purbodiningrat sudah hadir di lokasi Khaul Ageng.
Selain juga dihadiri oleh Sentana Dalem (kerabat), para penghageng atau perwakilan tepas kawedanan (kantor divisi) di lingkungan keraton datang dan mengikuti prosesi Khaul Ageng. “Acara tadi juga turut mengundang perwakilan-perwakilan dari setiap kawedanan di keraton,” jelas KMT Reksamartawijaya.
Memasuki pukul 19.00 WIB, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 Miyos (hadir) di Kagungan Dalem Tratag Gedhong Prabayeksa. Sesaat kemudian, Ngarsa Dalem memberi isyarat kepada Kanca Kaji untuk segera memulai doa bersama, diawali dengan Surat Al Fatihah, zikir, selawat, ayat-ayat Al-Qur’an, tahlil, hingga doa-doa pengampunan. Adapun tujuan utama dari prosesi Khaul Ageng adalah memohon ampunan dan mengirim doa untuk mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Di samping itu, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 memberikan contoh dan mengajak para Putra Dalem Putri, Wayah Dalem, Mantu Dalem, para Abdi Dalem untuk senantiasa rutin mendoakan leluhur serta orang tua sebagai bentuk bakti.
Bersamaan dengan pembacaan doa untuk mendiang Sri Sultan HB IX, Kanca Kaji turut membacakan doa keselamatan untuk Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 beserta keluarga supaya senantiasa diberi kesehatan, keberkahan, dan kesejahteraan.
Usai pembacaan doa, prosesi Khaul Ageng ditutup dengan Santap Dhahar bersama. Hidangan yang disajikan merupakan hidangan Kersanan Dalem atau kegemaran dari Sri Sultan HB IX. “Karena ini peringatan Surud Dalem Sri Sultan HB IX, maka makanan yang disajikan adalah makanan kesukaan dari Sri Sultan HB IX,” ungkap KMT Reksamartawijaya.
Penyajian makanan dibagi menjadi empat tahap mulai dari hidangan pembuka, hidangan utama, hingga hidangan penutup serta disajikan secara berurutan mulai dari Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10, keluarga inti, kemudian dilanjutkan seluruh hadirin. Hidangan yang disajikan di antaranya adalah kroket, ginger lime, sup matahari, nasi lauk daging ayam pethak, dendeng sapi, gulungan daun singkong, peyek kacang, serta ditutup dengan puding manuk nom.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 jengkar atau meninggalkan Tratag Gedhong Prabayeksa, sekaligus menandai berakhirnya prosesi Khaul Ageng.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas