Upacara Tedhak Siten RM Radityo, Putra Kedua GKR Bendara dan KPH Yudanegara
GKR Bendara dan KPH Yudanegara menggelar upacara Tedhak Siten untuk buah hati kedua, Raden Mas Radityo Mandhala Yudo, yang telah menginjak usia satu tahun. RM Radityo merupakan cucu kelima Ngarsa Dalem. Upacara berlangsung pada Minggu (24/11) pukul 14.00 – 15.30 WIB di Pendapa Keraton Kilen. Hadir dalam upacara ini Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta GKR Hemas, para Putri Dalem, Mantu Dalem, keluarga besan, dan segenap tamu undangan.
Prosesi Tedhak Siten diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Mas Bekel Ngabdul Hamid selaku Abdi Dalem Kanca Kaji. Setelah itu, RM Radityo digendong oleh orangtuanya untuk melakukan Sungkem Bakti kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta GKR Hemas selaku Eyang Kakung dan Eyang Putri. Kemudian, RM Radityo ditetah (dituntun) KPH Yudanegara berjalan menginjak tujuh tampah berisi tanah serta jadah tujuh warna (putih, kuning, merah, cokelat, biru, hijau, ungu) dan dilanjutkan dengan minggah andha tebu, ditetah memanjat tangga yang terbuat dari batang tebu.
Setelah turun, RM Radityo dibawa masuk ke dalam kurungan ayam (pranji) berukuran besar. Di dalamnya telah disiapkan berbagai macam barang dan mainan. Raden Mas diminta untuk memilih salah satu barang yang disukai. Tepuk tangan mengiringi saat tangan kecil RM Radityo memilih figur wayang. Barang yang dipilih mengandung harapan semoga kelak Raden Mas menjadi pribadi yang senantiasa teguh menjaga kebudayaan.
Tahap berikutnya prosesi siraman. Siraman dilakukan oleh anggota keluarga yang dituakan yaitu GKR Hemas, BRAy Puger, dan GKR Mangkubumi. Usai siraman, RM Radityo berganti busana padintenan dengan kain dan surjan. Selanjutnya, prosesi congkokan, yaitu ditetah oleh kedua orangtua dengan membawa tongkat congkok dari batang tebu yang atasnya diberi ikatan ayam panggang.
Usai prosesi tersebut, tamu undangan dipersilakan untuk menyantap hidangan sembari beramah tamah. Sebagai penutup upacara, GKR Hemas berkenan menyebar udhik-udhik berisi bunga, uang logam, beras kuning, dan biji-bijian sebagai lambang sedekah kepada para hadirin.
Tedhak Siten merupakan upacara daur hidup yang menandai fase bayi menuju anak-anak. Upacara ‘menginjak tanah’ menjadi simbol perubahan fase bayi yang semula lebih banyak dalam buaian menjadi dominan beraktivitas di tanah. Tanah adalah ruang sekaligus media belajar. Selain itu, upacara tersebut juga bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas tumbuh kembang sang buah hati serta memohon keselamatan agar terhindar dari mara bahaya.
MOST READ
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas