Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 6 Juli 2020
- 02-07-2020
Uyon-uyon Hadiluhung merupakan acara yang digelar oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat setiap malam Selasa Wage untuk memperingati hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Uyon-uyon Hadiluhung Senin Pon 6 Juli 2020 mendatang akan menyajikan komposisi gendhing dan tari Beksan Etheng.
Terkait pandemi Covid-19, pergelaran kali ini akan digelar tanpa reservasi dan penonton seperti halnya Uyon-Uyon Hadiluhung yang diselenggarakan sebelumnya. Protokol kesehatan akan diterapkan oleh semua Abdi Dalem yang bertugas, seperti menjaga jarak (physical distancing), mengukur suhu, mencuci tangan dan mengenakan masker.
Meski digelar tertutup, Uyon-Uyon Hadiluhung ini tetap dapat diapresiasi oleh masyarakat secara virtual melalui siaran langsung (live streaming) di kanal Youtube dan Periscope Kraton Jogja mulai pukul 21.00 WIB.
Komposisi Gendhing:
- Gendhing Pambuka: Ladrang Prabu Mataram Laras Slendro Sanga.
- Gendhing Soran: Gending Klenthung Laras Pelog Pathet Lima, Kendangan Mawur Tungkakan, Jangkep Sadhawahipun.
- Beksan Etheng
- Gendhing Lirihan I: Gending Jatikandha Laras Pelog Pathet Nem, Kendhangan Sarayuda, Kendhang Satunggal, Jangkep Sadhawahipun.
- Gendhing Lirihan II: Gendhing Madusih, Kendhangan Candra Laras Slendro Pathet Manyura.
- Gendhing Panutup: Ladrang Tedhak Saking Laras Pelog Pathet Barang.
Sinopsis Beksan Etheng
Beksan Etheng merupakan Yasan Dalem (ciptaan) Sri Sultan Hamengku Buwono I. Diciptakan saat periode awal masa damai setelah peperangan melawan penjajah, tari ini bertujuan mengendalikan situasi sosial di negara yang sudah sah berdiri dan berdaulat. Beksan tersebut menggambarkan pertandingan dan taruhan dalam etheng, sebuah permainan ketangkasan dimana pihak yang lebih dahulu menyentuh tubuh lawan, maka menjadi pemenang.
Beksan Etheng dibawakan oleh 12 penari dengan tiga peran; botoh, sawung dan rencang botoh. Botoh terdiri dari empat penari, berperan sebagai pengadu atau pemimpin. Sawung terdiri dari empat penari, berperan sebagai peserta pertandingan. Terakhir, rencang botoh juga terdiri dari empat penari, berperan sebagai abdi setia para botoh.
Adapun alur cerita dalam Beksan Etheng dimulai dengan adegan saling menantang antara kedua belah pihak, baik antara botoh dengan botoh maupun sawung dengan sawung. Selanjutnya adon-adon, bagian ini menceritakan adegan beradu etheng hingga empat kali, yaitu dua kali pur (seri) dan dua kali dimenangkan oleh sawung dari salah satu pihak.
Setelah adon-adon, berlanjut ke babak tagihan, adegan ini menceritakan botoh dari pihak yang memenangkan taruhan, menyuruh sawung pemenang untuk meminta uang taruhan kepada yang kalah. Proses ini tidak berjalan lancar karena pihak yang kalah cenderung bertindak curang dengan tidak mau memberikan uang taruhan. Namun, pada akhirnya uang taruhan berhasil diperoleh sawung pemenang setelah mengatasi gangguan dari rencang botoh pihak yang kalah. Rencang botoh tersebut meminta ujuran (sedekah) dari kemenangan tersebut. Akhir cerita, sawung pemenang memberikan uang taruhannya kepada botohnya.
Penampilan Beksan Etheng kali ini didukung oleh:
Paraga Beksan Etheng:
- RW Widodomondro
- RW Wijoyopadmo
- RW Brotoatmojo
- RW Sasmintoprobo
- MB Reksomatoyo
- RJ Khoiroakhyatimatoyo
- MJ Wibisanapuntomatoyo
- RJ Jalupronomatoyo
- MJ Yuliantokussalamatoyo
- Irwanda Putra Rahmandika
- Arif Nur Sawiji
- Caesar Jamal Tistama
Paraga Bela Beksan Etheng:
- RJ Murpratomokumudamatoyo
- MJ Handihastomatoyo
- MJ Hanisputroamongmatoyo
- RJ Pulungronggomatoyo
- MJ Harismatoyo
- Ilham Cahya Ramadhan
- Anang Ma’ruf Dwi Kurniawan
- Rizkiawan Agung Budi Aldi Yanto
Pemucal Beksa:
- RW Rogomurti
- RW Widodomondro
- RW Wijoyopadmo
- RW Brotoatmojo
- RW Sasmintoprobo
Panata Gendhing: MJ Srikawuryan dan MJ Kumoromoyo
Pengendhang: RP Ngeksibrongto
Pengeprak: RW Rogomurti
Pemaos Kandha: R Riyo Suryoamisesa
Panata Busana: KRT Suryoamiseno
Produser: MJ Dwisinangmatoyo