Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Akhir Tahun di Gunungkidul
- 26-12-2021
Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridhamardawa menggelar Konser Akhir Tahun Yogyakarta Royal Orchestra featuring Iskandar Widjaja atau Orkestra Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat pada Senin, 20 Desember 2021. Konser akhir tahun tersebut diselenggarakan di Auditorium Taman Budaya Gunungkidul, sekaligus mangayubagya atau memeriahkan peresmian Gedung Taman Budaya Gunungkidul.
Agenda ini dihadiri langsung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Hemas, para Putri Dalem, Mantu Dalem, Wayah Dalem, Bupati Gunungkidul, beserta jajaran Forkopimda dan OPD Gunungkidul. Acara diawali dengan peninjauan Gedung Taman Budaya Gunungkidul oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pukul 19.00 WIB. Selanjutnya pergelaran Yogyakarta Royal Orchestra dimulai pukul 20.00 WIB.
“Untuk memeriahkan peresmian Taman Budaya Gunungkidul, juga diadakan Konser Akhir Tahun Yogyakarta Royal Orchestra yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di luar lingkungan keraton. Semoga Konser Akhir Tahun Yogyakarta Royal Orchestra ini bisa menjadi selebrasi, perayaan, dan ungkapan sukacita bagi setiap orang yang menyaksikan. Bisa memberikan semangat dan menularkan kebahagiaan, serta menjadi hiburan bagi masyarakat khususnya di Gunungkidul,” ungkap Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan peresmian. Selanjutnya peresmian Taman Budaya Gunungkidul ditandai dengan pemukulan bendhe oleh Sri Sultan.
Konser Akhir Tahun Yogyakarta Royal Orchestra mempersembahkan enam repertoar aransemen. MW Widyowiryomardowo sebagai pengaba (conductor) bersama orkes menyuguhkan repertoar pertama yaitu lagu Suwe Ora Jamu. Lagu ini diaransemen oleh ML Widyoyitnowaditro dipilih karena dirasa pas dengan kondisi pandemi yang membuat orang lama tak bersua.
“Lagu ini kan menceritakan tentang bagaimana orang lama tidak bertemu, dan harapan untuk tidak saling melupakan meski lama tak berjumpa. Rasanya cukup pas dengan situasi saat ini yang masih berada di tengah pandemi,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng KHP Kridhamardawa.
Setelah Suwe Ora Jamu, lagu Cublak-Cublak Suweng menjadi repertoar kedua. Berbeda dengan lima lagu lainnya yang diaransemen oleh ML Widyoyitnowaditro, Cublak-Cublak Suweng diaransemen oleh MW Widyowiryomardowo.
Repertoar ketiga dan keempat tampil dengan kolaborasi gamelan serta vokal sinden. Nyi MB Larasati sebagai sinden, MW Susilomadyo sebagai penabuh gender, dan MB Jatipurno sebagai pemain siter, berkolaborasi dengan orkes dalam lagu Jenang Gula dan Lela Ledhung. “Menjelang peringatan Hari Ibu, Lela Ledhung bermakna ungkapan cinta dari orang tua kepada anaknya melalui lirik yang mengandung doa dan harapan ini rasanya juga tepat dibawakan oleh kanca-kanca Yogyakarta Royal Orchestra. Kemarin juga kami pilih menjadi teaser dengan cara flashmob di Yogyakarta International Airport,” urai KPH Notonegoro.
Repertoar kelima yaitu Medley Suara Suling dan Menthog-Menthog menambah semarak suasana kemegahan Taman Budaya Gunungkidul. Pada penghujung orkestra, Iskandar Widjaja, solois violinist berkebangsaan Jerman keturunan Indonesia, membawakan repertoar Lir Ilir. Iskandar Widjaja tampil memukau diiringi penampilan para penari dari Abdi Dalem Mataya KHP Kridhamardawa.
“Thank you very much. Thank you dear Sultan, Prince, and Princess. I’m very happy and honoured to be here and to be invited at Yogyakarta Royal Orchestra. Aku orang asli Indonesia tapi lahir dan belajar di Jerman. I would like to play you one song Johann Sebastian Bach, Preludio in E Major,” tutur Iskandar Widjaja usai mendapatkan standing ovation dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Iskandar Widjaja menutup orkestra dengan memainkan Preludio from Partita in E Major BWV1006, Johann Sebastian Bach. Pergelaran ini sekali lagi memukau seluruh tamu undangan dan Sahabat Kraton Jogja yang menyaksikan melalui kanal YouTube Kraton Jogja. Masih dalam situasi pandemi, Yogyakarta Royal Orchestra digelar terbatas dengan tamu undangan. Protokol kesehatan yang ketat diterapkan dan seluruh pemusik serta tamu undangan telah menjalani tes kesehatan terlebih dahulu. Yogyakarta Royal Orchestra rencananya akan digelar setiap tahun untuk selebrasi berbagai momentum.