Pergelaran Wayang Wong Lakon Pragolamurti, Sajian Menyambut Tahun Baru 2022
- 05-01-2022
Sebagai persembahan mengisi waktu pergantian tahun, KHP Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar pertunjukan Wayang Wong (Wayang Orang) lakon Pragolamurti. Pergelaran virtual ini disiarkan melalui kanal YouTube Kraton Jogja pada Jumat, 31 Desember 2021, pukul 19.00 – 00.30 WIB.
Penghageng KHP Kridhamardawa, KPH Notonegoro, mengutarakan pemilihan lakon ini berkaitan dengan semangat pergantian tahun baru. “Karena lakon tersebut (Pragolamurti) menyiratkan adanya lembaran baru bagi Raden Abimanyu yang menikah dengan Dewi Siti Sendari, tapi tidak berakhir di situ saja. Dalam lakon tersebut juga masih dilanjutkan dengan tantangan-tantangan yang dihadapi setelah pernikahan. Ini sejalan dengan pergantian tahun yang merupakan lembaran baru dan juga penuh tantangan baru,” jelas Kanjeng Noto.
Lakon Pragolamurti merupakan cerita carangan yang mengisahkan Begawan Pragolamurti. Ia menaruh hati kepada Dewi Siti Sendari, putri Prabu Kresna. Sementara itu tiga pelamar lainnya, yakni Prabu Jathasura, Raden Angkawijaya (Abimanyu), dan Prabu Dasalengkara, juga hendak mempersunting Dewi Siti Sendari. Akhirnya Raden Abimanyu yang berhasil mempersunting Dewi Siti Sendari.
Berlatar Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti dan dibawakan kurang lebih 50pemain, pertunjukan Wayang Wong Pragolamurti disajikan dalam tiga episode. Episode pertama mengawali lakon dengan Prabu Jathasura dari Tambakgiri. Ia memerintahkan perdana menterinya, Patih Jathagambira, untuk pergi ke Dwarawati guna melamar sang putri.
Kerajaan Dwarawati lantas mengajukan bebana (mahar) bagi siapa yang hendak mempersunting Dewi Siti Sendari. Bebana tersebut berupa buron wana (satwa hutan) yang dipimpin oleh kera putih. Hal tersebut juga disiapkan oleh dua calon pelamar, yakni Raden Abimanyu (putra Raden Arjuna) dan Begawan Pragolamurti. Sementara itu di pertapaan Ngandong Sekar, Begawan Pragolamurti mengirimkan muridnya, Puthut Guritna, untuk pergi ke Dwarawati guna mengajukan lamaran.
Episode kedua berlanjut dalam suasana pertemuan agung di aula kerajaan Dwarawati. Prabu Kresna tengah menerima kedatangan Raden Abimanyu, ditemani Resi Mayangkara yang telah membantu menyiapkan mahar buron wana. Tak lama kemudian, Begawan Pragolamurti juga datang dengan membawa mahar serupa. Kedua calon pelamar lantas terlibat pertarungan, yang kemudian dimenangkan oleh Raden Abimanyu. Tak lama kemudian datanglah Patih Jathagambira sebagai duta untuk melamar Dewi Siti Sendari. Peperangan antara kerajaan Tambakgiri melawan negara Dwarawati pun tak terhindarkan.
Episode ketiga menjadi penutup Wayang Wong Pragolamurti. Jalinan kasih Raden Abimanyu dengan Dewi Siti Sendari masih menemui rintangan. Prabu Dasalengkara, raja kerajaan Singgelopura, juga dirundung asmara dengan Dewi Siti Sendari. Oleh sebab itu, ditunjuklah Prabu Dewa Angkara untuk menjadi duta dengan menyerahkan sepasang patah kembar. Sesampainya di Dwarawati, Dewi Siti Sendari telah resmi menjadi istri Raden Abimanyu. Prabu Dasalengkara murka dan terjadilah peperangan besar antara kedua negara tersebut.
Wayang Wong Pragolamurti pertama kali dipentas pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono V (1823-1855). Wayang Wong Pragolamurti juga pernah dipentaskan selama dua hari pada Agustus 1939, saat masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.