Peringatan Hadeging Nagari Kesultanan Yogyakarta ke-275
- 08-01-2022
Mengawali tahun 2022, Keraton Yogyakarta menggelar peringatan Hadeging Nagari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Dalam kalender Jawa, agenda ini diperingati setiap tanggal 28 – 29 Jumadiawal.
Acara peringatan ke–275 berdirinya Kesultanan Yogyakarta dimulai dengan prosesi ziarah ke Kagungan Dalem Pajimatan Imogiri, pada 28 Jumadiawal atau Minggu (02/01). Sekitar pukul 10.00 WIB, rombongan Kanca Kaji dan Kawedanan Pengulon tiba di makam Imogiri. Prosesi ziarah dipusatkan di kompleks Kedhaton Kasuwargan. Selanjutnya, Mas Bekel Ngabdul Hamid selaku Kanca Kaji memimpin doa tahlil. Selepas itu, KRT Zhuban Hadiningrat dari Kawedanan Pengulon memimpin prosesi tabur bunga ke makam pendiri Kesultanan Yogyakarta, yakni mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono I dan dilanjutkan ke makam mendiang Sri Sultan Hamengku Buwono III.
Malam harinya, Kawedanan Pengulon mengadakan Mujahadah Akbar di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Agenda mujahadahdisiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kraton Jogja. Tidak hanya itu, Abdi Dalem Kanca Kaji Selusin juga mendaras pembacaan Dulkadiran, disambung pembacaan maulidoleh tim Hadrah, dilanjutkan dengan mujahadah dan pembacaan doa penutup oleh KH. Misbahul Munir.
Rangkaian acara berlanjut pada hari kedua, Senin (03/01) yakni prosesi Sema’an Al-Qur’an dari juz 1-30 yang berlangsung selepas shubuh hingga isya di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Lantunan bersama ayat-ayat Al-Qur’an dilakukan hampir sepanjang hari hingga khatam jelang acara puncak peringatan.
Dalam sambutan virtual majelis tasyakuran peringatan Hadeging Nagari, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 memberi pesan dalam menyikapi berbagai perubahan. “Berbagai perubahan yang terjadi adalah sejatinya keniscayaan, selayaknya falsafah hidup cakra manggilingan, di mana manusia dituntut arif dan samadya dalam menyikapi berbagai situasi. Tidak menjadi tinggi ketika bahagia dan tidak merasa jatuh terjerembab saat mendapat cobaan,” ujar Sri Sultan.
Dalam menyikapi pandemi Covid-19, Ngarsa Dalem menyiratkan hikmah agar umat manusia senantiasa belajar, sebagai wujud krenteg atas gareget mangasah mingising budhi. Tidak hanya itu, Ngarsa Dalem juga berpesan kepada seluruh masyarakat tentang menjaga nilai budi pekerti. “Alangkah baiknya apabila nilai budi pekerti ditanamkan di lingkungan keluarga dan warga sejak dini. Jadikan keluarga sebagai ruang untuk mulat sarira. Jadikan pula rumah sebagai madrasah yang melatih anak dan generasi muda untuk memahami tepa salira, tenggang rasa dan rasa menghargai sesama,” imbuh Sri Sultan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian nasihat dari KH. Nurkholis Aziz. Beliaumengingatkan untuk selalu kembali kepada Al-Qur’an bilamana kita ingin menjaga kebaikan batin dan jasmani, serta pentingnya untuk selalu mengoreksi kekurangan diri. Shalawatan yang dilantunkan oleh tim Hadrah Darul Hasyimi menandai berakhir acara dua hari tersebut.