Memperingati Peristiwa Isra Mikraj, Keraton Yogyakarta Gelar Tradisi Yasa Peksi Burak
- 04-03-2022
Keraton Yogyakarta memperingati peristiwa Isra Mikraj dengan mengadakan Yasa Peksi Burak. Hajad Dalem ini digelar pada hari Senin (28/02) atau 27 Rejeb tahun Alip 1955. Yasa berarti membuat, sedangkan Peksi Burak bermakna burung Buraq, yang dipercaya sebagai kendaraan Kanjeng Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Isra dan Mikraj.
Hajad Dalem Yasa Peksi Burak dimulai sejak pukul 09.00 WIB di Bangsal Sekar Kedhaton dan dihadiri kelima Putri Dalem bersama para Sentana Dalem Putri (kerabat dekat Sultan). Para Abdi Dalem Keparak (Abdi Dalem perempuan) turut membantu pelaksanaan prosesi ini. Proses pembuatan Peksi Burak hanya boleh dilakukan oleh perempuan, selain itu semua yang terlibat telah menjalani tes swab tes antigen terlebih dahulu.
Hajad Dalem Peksi Burak diawali dengan mengupas buah jeruk bali oleh para Sentana Dalem Putri. Kulit jeruk bali inilah yang akan dibentuk dan diukir menyerupai badan, leher, kepala, dan sayap burung burak. Ada sepasang burung burak yang akan dirangkai, yaitu burung jantan dan burung betina. Untuk membedakan, paruh burung betina dipoles warna merah. GKR Condrokirono dan GKR Maduretno bersama para Sentana Dalem terlibat dalam pembuatan sepasang Peksi Burak ini. Sedangkan GKR Hayu dibantu kerabat lainnya merangkai bunga melati dan kantil untuk hiasan di sekeliling pohon buah.
GKR Mangkubumi dibantu oleh GKR Bendara menyusun dua pohon buah yang akan digunakan untuk Peksi Burak bertengger. Terdapat delapan jenis buah yang disusun, yaitu pisang, manggis, jeruk, apel hijau, sawo, rambutan, jeruk bali, dan salak. Di atas buah-buahan tersebut disusunlah tebu-tebu yang sudah dipotong dan dikupas. Selanjutnya, rangkaian daun-daun kemuning dengan bunga patra menggala dipasang sebagai tempat bertengger Sang Peksi Burak.
Para Abdi Keparak bertugas membuat rangkaian pohon bunga sebagai perlambang taman surga. Ada empat pohon bunga yang dirangkai dari dedaunan dan empat jenis bunga, yaitu bunga kamboja putih, kamboja merah muda, kamboja kuning, dan patra menggala. Di sekeliling pohon bunga diberi rangkaian untaian bunga yang terdiri dari bunga mawar putih, mawar merah, kenanga, dan irisan daun pandan.
GKR Mangkubumi menjelaskan, “Hajad Dalem Yasa Peksi Burak ini dilaksanakan setiap tahunnya untuk nyengkuyung peringatan Isra Mikraj. Meskipun pandemi, kegiatan ini tetap dilakukan karena pembuatan Peksi Burak tidak rame-rame, berbeda dengan (prosesi) Gunungan atau Labuhan.”
Proses pembuatan rangkaian Peksi Burak, pohon buah, dan pohon bunga berlangsung hingga pukul 14.00 WIB. Selepas asar, digelar doa bersama yang dipimpin oleh Abdi Dalem Kanca Kaji diikuti oleh semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton. Setelah selesai, Abdi Dalem Kanca Kaji dibantu oleh Abdi Dalem Suranata dan Kanca Abrit membawa rangkaian Peksi Burak menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Sesampainya di Masjid Gedhe, rangkaian Peksi Burak kemudian diserahkan kepada Abdi Dalem Pengulon.
Malam harinya, sekitar pukul 20.00 WIB, Kanca Pengulon menggelar pengajian pembacaan riwayat Isra Mikraj di Serambi Masjid Gedhe. Karena masih dalam situasi pandemi, pengajian ini digelar secara terbatas. KRT Zhuban Hadiningrat bertindak membacakan riwayat dan sejarah peristiwa Isra Mikraj dalam bahasa Jawa. Riwayat tersebut menceritakan tentang dialog pendek antara Kanjeng Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril selama perjalanan Isra Mikraj dan hikmah-hikmah yang dapat diambil dalam peristiwa Isra Mikraj. Setelah acara pembacaan riwayat selesai, buah-buahan dari pohon buah Peksi Burak dibagikan kepada Abdi Dalem Kanca Pengulon. Dengan demikian, berakhirlah Hajad Dalem Yasa Peksi Burak sebagai sarana dakwah untuk memaknai ajaran Kanjeng Nabi Muhammad SAW.