Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem, KHP Kridhamardawa Tampilkan Wayang Wong Lakon Gathotkaca Winisuda
- 22-03-2022
Dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dan GKR Hemas serta memeriahkan Pameran Jayapatra: Dedikasi Keraton Yogyakarta bagi Bangsa, KHP Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menampilkan Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda. Pergelaran Wayang Wong ini ditayangkan perdana pada Sabtu (19/03) pukul 19.00 WIB di kanal YouTube Kraton Jogja.
Sebelum melakukan rekaman Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda, seluruh penari, wiyaga, tim produksi dan Abdi Dalem yang bertugas telah melakukan tes swab antigendengan hasil negatif. Protokol kesehatan yang ketat juga diterapkan selama proses produksi. Hingga akhirnya sajian Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda dapat disaksikan oleh masyarakat luas secara daring.
“Kami memutuskan untuk mementaskan Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda dengan cara tapping atau rekaman pada Rabu (09/03) lalu untuk memastikan semua yang terlibat baik para penari, wiyaga, hingga tim produksi dalam kondisi yang benar-benar sehat dan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Baru pada tanggal 19 Maret, tepat di malam minggu bisa ditayangkan dan disaksikan masyarakat,” ungkap KPH Notonegoro selaku Penghageng KHP Kridhamardawa.
Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda menceritakan kisah Raden Gathotkaca dari lahir hingga diwisuda menjadi raja di Kahyangan. Cerita bermula saat peristiwa lamaran Batari Wilutama oleh Prabu Pracona dari Kerajaan Gilingwesi. Hal ini menjadikan Batara Guru khawatir akan keadaan di Kahyangan. Batara Narada dan Batara Indra lantas diutus menemui Raden Wijasena untuk meminta bayinya. Jabang bayi akan dipersiapkan menjadi “jago” dewata untuk mengusir musuh. Jabang bayi lalu dimasukkan ke kawah Candradimuka, kemudian para dewa kahyangan juga diminta untuk memasukan senjata pusakanya ke dalam kawah. Keajaiban terjadi, bayi tersebut muncul dari kawah dalam keadaan sehat dan gagah.
Batara Guru memerintahkan Batara Narada untuk membawa bocah Tetuka ke medan laga, menemui Sekipu yang menjadi utusan Prabu Pracona. Tak lama kemudian Batara Narada bersama Tetuka menemui Sekipu dan berujar apabila Sekipu bisa mengalahkan Jabang Tetuka, maka Batari Wilutama dapat diboyong oleh Prabu Pracona. Alih-alih kalah, badan Tetuka justru semakin tinggi dan perkasa, hingga akhirnya Sekipu tewas di tangan Tetuka besar.
Setelah mengetahui Sekipu tewas di tangan kesatria Tetuka. Prabu Pracona beserta bala tentaranya menuju ke Kahyangan untuk membalas dendam. Peperangan pun tak terelakan antara prajurit Kerajaan Gilingwesi melawan para dewa yang dibantu Pandawa.
Tetuka yang juga bernama Gathotkaca turut berperang melawan Prabu Pracona, hingga akhirnya Prabu Pracona kalah. Kemenangan Gathotkaca atas Prabu Pracona menjadi sebuah kebanggaan para Pandawa. Gathotkaca, putra Raden Wijasena dengan Dewi Arimbi, dapat mendarmabaktikan perjuangannya kepada para dewata. Atas jasa besar Gathotkaca, dia mendapat anugerah dari Batara Guru dan diwisuda menjadi raja di Kahyangan dengan nama Kacanegara.
“Kami berharap tayangan Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda yang dipentaskan dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem ini bisa menjadi hiburan dan mengobati kerinduan masyarakat akan sajian Wayang Wong dari Keraton Yogyakarta. Terima kasih untuk semua yang sudah mengapresiasi kesenian adiluhung ini, dan nantikan beragam sajian seni menarik lainnya dari KHP Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat,” tutup KPH Notonegoro.