Keraton Yogyakarta Kembali Mewisuda Lebih dari 250 Abdi Dalem
- 10-06-2022
Keraton Yogyakarta kembali melaksanakan Wisudan Abdi Dalem pada Selasa Wage (7/6) atau 7 Dulkangidah Alip 1955 di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan. Sejumlah 329 Abdi Dalem Keraton Yogyakarta terdiri dari 247 Abdi Dalem Reh Punakawan dan 82 Abdi Dalem Reh Kaprajan menjalani wisuda. Abdi Dalem yang diwisuda dari Reh Punakawan terdiri dari; 3 Bupati Sepuh, 2 Bupati Anom, 5 Riya Bupati Anom, 14 Wedana, 15 Penewu, 17 Lurah, 30 Bekel Sepuh, 67 Bekel Anom, dan 94 Jajar. Sedangkan Abdi Dalem dari Reh Kaprajan terdiri dari; 4 Bupati Sepuh, 10 Bupati Anom, 13 Riya Bupati Anom, 27 Wedana, 8 Penewu, 9 Lurah, 4 Bekel Sepuh, dan 7 Bekel Anom.
Dengan mengedepankan protokol kesehatan, seluruh rangkaian upacara Wisudan dilaksanakan tertib dengan waktu yang efisien. Kali ini, Wisudan Abdi Dalem dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama sejak pukul 09.00 WIB telah berkumpul di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan. Sementara itu, kelompok kedua menunggu di Gadri Bangsal Kasatriyan dan kelompok tiga berkumpul di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti. Abdi Dalem yang mengikuti wisuda diwajibkan untuk menggunakan masker, menjaga jarak, serta menggunakan penyanitasi tangan sebelum menerima serat kekancingan. Prosesi wisuda dimulai pukul 10.00 WIB dan dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya sesuai dengan Surat Edaran Gubernur DIY No.29/2021 tentang memperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Abdi Dalem yang diwisuda menerima serat kekancingan berupa sertifikat resmi dari keraton yang berisi pernyataan kenaikan pangkat (minggah pangkat) atau pemberian kedudukan (kalenggahan). Serat kekancingan diserahkan oleh GKR Hayu dan KPH Wironegoro.
Pada kesempatan ini, GKR Hayu membacakan pesan dari Sri Sultan untuk seluruh Abdi Dalem yang diwisuda. Pesan tersebut berisi petuah agar Abdi Dalem senantiasa menjaga keluhuran keraton, menjaga Nama Paring Dalem, menjadi teladan bagi masyarakat serta senantiasa mengamalkan falsafah jiwa ksatriya melalui laku nyawiji, greget, sengguh, dan ora mingkuh.
GKR Hayu juga menyampaikan arahan, “Karaton iku kagungane Gusti Allah. Ngarsa Dalem, Prameswari Dalem, Putra Dalem, saha Abdi Dalem naming nglampahi dharmaning kabudayan, nyengkuyung kuncaraning Mataram.” Keraton itu milik Gusti Allah. Sri Sultan, permaisuri, para putri, dan Abdi Dalem hanya menjalankan darma kebudayaan, melestarikan nama luhur dari Mataram.
Wisudan Abdi Dalem kali ini diikuti pula oleh Bupati Sleman Dra. Kustini Sri Purnomo (Nyi Dra. KMT Projopurnomosari), Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, S.E., (Mas Riya Prajamaharsa, S.E.), dan Bupati Kepulauan Meranti H. Muhammad Adil, S.H., M.M., (KMT Projoadiwinoto), DPRD Kota Yogyakarta, dan para kepala dinas di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam setahun, Wisudan Abdi Dalem biasanya diadakan pada bulan Sawal dan Bakda Mulud. Karena Selasa Wage bulan Sawal lalu bersamaan dengan Idulfitri, sehingga tidak memungkinkan digelar agenda wisudan. Wisudan Abdi Dalem baru dilaksanakan pada bulan Dulkangidah hari Selasa Wage, sesuai dengan Wiyosan Dalem (hari lahir Sri Sultan).