Tingkatkan Kapabilitas Institusi, Keraton Yogyakarta dan Universitas Wesleyan Bina Kerja Sama
- 09-08-2022
Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menjalin kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Wesleyan, Amerika Serikat. Agenda penandatanganan kerja sama dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan Presiden Universitas Wesleyan Michael S Roth, Jumat (05/08), di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Kerja sama ini berkaitan dengan bidang pertukaran budaya khususnya antara Keraton Yogyakarta dan Universitas Wesleyan serta kerja sama bidang pendidikan. Penandatangan kerja sama ini juga disaksikan Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa KPH Notonegoro, dan perwakilan Civitas Academica Universitas Wesleyan Prof Sumarsam.
KPH Notonegoro atau akrab disapa dengan Kanjeng Noto, menyebut bahwa salah satu bentuk kerja sama ini adalah adanya pertukaran guru tari dan guru orkestra musik antara Keraton Yogyakarta dengan Universitas Wesleyan.
“Keraton Yogyakarta akan mengirimkan satu orang guru tari yang akan residensi di Universitas Wesleyan pada tahun akademik 2022-2023. Sebaliknya, Universitas Wesleyan akan mengirimkan satu orang guru orkestra yang akan residensi di Keraton Yogyakarta untuk menjadi instruktur musik Yogyakarta Royal Orchestra,” jelasnya. Atas adanya kerja sama ini, direncanakan kedua belah pihak akan tampil bersama di Lincoln Center, New York, Amerika Serikat. Rencana ini akan melibatkan para musisi serta penari dari Keraton Yogyakarta dan Universitas Wesleyan.
Kerja sama ini merupakan wujud penguatan sinergi yang telah dibangun lama antara Keraton Yogyakarta dengan Universitas Wesleyan. “Pada November 2018 lalu, Keraton Yogyakarta diundang oleh Universitas Wesleyan untuk memberikan workshop terkait kebudayaan Jawa dan menampilkan tiga tarian yakni Wayang Topeng, Golek Menak, dan Bedhaya Sang Amurwabhumi,” jelasnya.
Tak hanya itu, Universitas Wesleyan merupakan institusi yang sangat peduli terhadap budaya Jawa dan telah membuka program musik dan tari Jawa sejak pertengahan 1960-an. “Banyak mahasiswa yang belajar di Yogyakarta, begitu pula banyak seniman dari Yogyakarta yang pernah tinggal di sana. Selain itu, universitas ini memiliki perangkat gamelan Gaya Yogyakarta buatan Kotagede yang masih aktif dimainkan hingga saat ini,” tambah Kanjeng Noto.
Menurut Kanjeng Noto, atmosfer dan semangat pelestarian budaya Jawa ini sudah sewajarnya terus dirawat. “Caranya dengan terus meningkatkan sinergi kedua belah pihak, saling membantu meningkatkan kapabilitas masing-masing institusi. Salah satunya adalah dengan pertukaran guru,” jelas Kanjeng Noto.
Dalam perjanjian tersebut juga dibahas mengenai perjanjian pembiayaan terkait program yang akan dijalankan. Termasuk di dalamnya adalah akomodasi, transportasi, dan juga biaya hidup untuk masing-masing pihak yang akan dikirim. “Segala bentuk kegiatan korespondensi yang berkaitan dengan isi perjanjian ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penghageng Kawedanan Kridhamardawa dan Dekan Fakultas Seni dan Humaniora Universitas Wesleyan. Kerja sama ini selanjutnya dapat ditinjau sewaktu-waktu melalui keputusan bersama kedua belah pihak yang menandatangani perjanjian ini,” tutupnya.