Nyi Mas Riya Murtiharini, Pengajar Tari dari Keraton Yogyakarta di Universitas Wesleyan
- 03-12-2022
Sejak September 2022, Nyi Mas Riya Murtiharini, bertugas menjadi pengajar tari Jawa di Wesleyan University, Amerika Serikat. Penugasan tersebut merupakan implementasi dari kerja sama misi pertukaran kebudayaan yang dilakukan Keraton Yogyakarta dengan Universitas Wesleyan sejak Agustus 2022. Dra. Veronica Retnaningsih yang juga akrab disapa Bu Ning, mengajar tari Jawa selama dua semester, semester awal dimulai 5 September hingga 4 Desember 2022.
Dalam semester awal, Bu Ning mengajar sebanyak sembilan mahasiswa, terdiri dari delapan mahasiswa dan satu mahasiswi. Seorang mahasiswi ini juga merangkap asisten pengajar, mendampingi Bu Ning hingga semester depan. Kelas dengan 24 sesi dalam satu semester ini berlangsung setiap Senin dan Rabu pukul 10.50-12.10 waktu setempat. Tari Kuda-kuda menjadi salah satu materi pembelajaran, selain itu Bu Ning juga memperkenalkan berbagai dasar tari Yogyakarta, seperti ragam gerak tari putri, kethek kinantang, jayen sekar suwun, gagah kinantang, dan alus kinantang. “(Mereka) senang sekali dan selama ini yang tidak masuk dikarenakan tidak enak badan,” ungkap Bu Ning.
Tak hanya tarian saja, Bu Ning juga memperkenalkan makanan Indonesia seperti bakwan sayur dan tahu isi. “Di sini ada masyarakat Indonesia juga, nah saya pesan masing-masing lima belas buah dari mereka, dan makan bersama mereka (usai sesi) di kelas.” Menurut Bu Ning, mereka senang dengan makanan tersebut, kesemuanya tak bersisa.
Proses pembelajaran sedianya akan diakhiri dengan pementasan tarian pada acara World Dance di Universitas Wesleyan (4/12). Seluruh mahasiswa mata kuliah tari Indonesia, tari India, tari Afrika, tari balet, hiphop, dan lainnya akan tampil pada acara tersebut. Bu Ning sudah mempersiapkan kostum tari. Para mahasiswa didikan Bu Ning akan menampilkan tari Kuda-kuda dan mengenakan busana berupa celana hitam, kaus hitam, dipadukan dengan nyamping sapit urang, lontong, kamus timang, sonder cinde, dan ikat kepala. “Di sini, waktu Keraton Yogyakarta ke (Universitas) Wesleyan sudah meninggalkan beberapa kain, jadi pakai kain itu,” ungkap Bu Ning.
“My English not perfect”, demikian yang disampaikan Bu Ning kepada mahasiswanya. Komunikasi berbahasa Inggris sempat menjadi kendala dan membuat Bu Ning kurang percaya diri. Tak hanya di dalam kelas, namun juga saat ada rapat jurusan tari yang diikuti oleh dosen-dosen lain. Nyi Mas Riya Murtiharini juga turut berbagai kegiatan di kampus selain mengajar. Bu Ning bergabung dalam kelas musik Jawa tingkat lanjut (advance) setiap Senin dan Kamis pukul 20.00-21.30 waktu setempat. Kelas ini digawangi oleh Prof. Sumarsam, BA. MA. PhD., WNI yang mengajar karawitan di Universitas Wesleyan sejak 1972. Dalam sesi tersebut peserta berlatih memainkan Gendhing Golek Lambangsari jugag, Bu Ning pun ikut menari dengan iringan tersebut.
Di luar kegiatan kampus, Bu Ning sempat menjadi sukarelawan di gereja dan supermarket area apartemen setiap Jumat-Minggu. Hal ini dilakukan untuk mengisi waktu luang dan praktik kemahiran berkomunikasi. Kini, Bu Ning lebih sering mengunjungi universitas lain dan KJRI atas ajakan Prof. I. Harjito, MA., dosen karawitan Universitas Wesleyan. Di sela-sela kesibukannya, Bu Ning membagi waktu untuk mengurus tempat tinggal, memasak, dan mengecek email.
Pada Selasa bulan lalu (11/10), Bu Ning juga berkesempatan memberikan lokakarya tari Jawa (Beksan Nawung Sekar) di kelas tari balet. “Mereka tertarik, dan saya juga mengajak mereka mengikuti kelas tari Jawa di semester mendatang”, ungkap Bu Ning. Beliau juga berkesempatan menari di Open Rehearsal kampus (14/11), sebuah acara untuk memfasilitasi mahasiswa yang tertarik belajar menari.
Saat penutupan semester, seluruh guru tari akan menari pada Jumat (2/12), termasuk Bu Ning akan membawakan Golek Ayun-ayun jugag dengan kostum lengkap. Selain itu, Bu Ning juga menari Golek Lambangsari jugag pada acara Universitas Wesleyan diiringi kelas musik Jawa tingkat lanjut (3/12), hal ini sebagai tindak lanjut dari penilaian pada kelas musik Jawa dan tari Jawa. Selanjutnya, Bu Ning akan menari Golek Ayun-ayun wetah di KJRI (10/12) dalam acara Klenengan AICEF, serta menari Golek Lambangsari Jugag di Brown University (17/12). Usai 17 Desember, Bu Ning berkesempatan menikmati waktu libur semester hingga akhir Januari nanti. Bu Ning menyampaikan keinginannya untuk belajar memainkan rebab dan gender kepada Pak Harjito. Hal ini beliau sampaikan, usai bertemu dengan dosen karawitan asal USA yang lihai memainkan perangkat gamelan.
Sebagai Abdi Dalem Pamucal (guru tari) di Kawedanan Kridhamardawa, Nyi Mas Riya Murtiharini menjalani tugas dan pengabdian dengan sebaik-baiknya. Dedikasinya turut membawa Keraton Yogyakarta makin dikenal luas, sehingga kebudayaan dan tradisinya senantiasa lestari.