Sri Sultan Resmi Membuka Pameran Temporer Narawandira
- 08-03-2023
Dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem yang ke-34 Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dan GKR Hemas berdasarkan hitungan tahun masehi, Keraton Yogyakarta melalui Kawedanan Radya Kartiyasa kembali menggelar pameran temporer. Mengangkat tema besar terkait vegetasi, pameran kali ini mengambil tajuk Narawandira: Keraton, Alam, dan Kontinuitas. Narawandira berasal dari kata nara yang bermakna manusia, dan wandira yang berarti pohon beringin atau pohon hayat. Kedua kata tersebut kemudian dimaknai sebagai pesan tentang manusia dan kontinuitas pelestarian alam.
Agenda pembukaan pameran digelar pada Sabtu malam (04/03) di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti. Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 didampingi GKR Bendara, Penghageng KHP Nityabudaya sekaligus Ketua Panitia membuka pameran secara resmi. GKR Hayu dan KPH Yudanegara juga tampak hadir berserta sejumlah tamu undangan. Pertunjukan Wayang Wong lakon Jumenengan Prabu Kresna turut memeriahkan pembukaan pameran yang juga disiarkan langsung via kanal YouTube Kraton Jogja.
Dalam sambutan pembukaan pameran, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 mengajak masyarakat turut serta menjaga alam. “Budaya Jawa merefleksikan hubungan manusia dan alam dalam hubungan kausalitas. Alam menyajikan jawaban atas kebutuhan manusia yang weruh dan wanuh terhadap pertiwi. Sebaliknya, sebagai bagian dari makrokosmos, alam acap kali memberi kejutan bagi mereka yang acuh terhadap buminya. Jika kita mau menelaah lebih dalam, alam dan manusia memiliki hubungan integral yang saling mengikat. Pada titik ini, falsafah Hamemayu Hayuning Bawono dari Pangeran Mangkubumi begitu selaras untuk diejawantahkan. Manusia sudah semestinya menjadi agen kontinu yang menjaga dan merawat alamnya,” tutur Sri Sultan.
Bekerjasama dengan komunitas Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA), Pameran Narawandira menyuguhkan vegetasi dari berbagai kacamata. Pengunjung dibawa ke dalam ruang-ruang mengenai vegetasi yang hadir secara filosofis maupun praktis, menjadi representasi sosial hingga sakral, semua dinarasikan dalam suatu galeri pamer yang informatif.
Gusti Bendara juga menyampaikan bahwa vegetasi khas di lingkungan Keraton Yogyakarta masih terjaga hingga kini. “Keraton tidak sekadar memanfaatkan berbagai warisan vegetasi bernilai historis maupun filosofis. Keraton pun mengambil peran untuk melestarikan vegetasi dengan menjaga vegetasinya agar tidak punah. Sawo kecik di halaman kedaton, beringin di sekeliling alun-alun, serta vegetasi lainnya seperti kepel, blimbing wuluh, maupun kelapa gading terus dihidup-hidupi. Hari ini jika melihat keraton penuh dengan beragam vegetasi, maka itulah wujud dari pelestarian yang dilakukan.”
Pameran temporer Narawandira dapat dikunjungi wisatawan mulai 5 Maret 2023 hingga 27 Agustus 2023, di Kompleks Kedhaton, Kagungan Dalem Museum Keraton Yogyakarta pukul 08.30 – 14.00 WIB (hari Senin tutup). Tiket masuk ke instalasi pameran sudah termasuk dalam tiket wisata ke Museum Kedhaton, yang dapat diperoleh di loket wisata kompleks Keben. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai agenda kegiatan pendukung pameran seperti Royal Botanical Tour, Tur Kuratorial, Afternoon Sketch, Lokakarya & Tur Jamu, Workshop Botanical Journaling & Tour, Lokakarya Permainan Anak, Lokakarya Sesaji, serta Lomba Sketch Piala Raja. Seluruh rangkaian pameran temporer yang digelar selama 6 bulan mendatang dapat disimak melalui akun media sosial Instagram @kratonjogja dan @kratonjogja.event, Facebook Kraton Jogja, serta Twitter @kratonjogja.