Kuthomoro, Tradisi Berziarah dan Mengirim Doa di Bulan Ruwah
- 15-03-2023
Keraton Yogyakarta setiap tahun pada bulan Ruwah menggelar Hajad Dalem Kuthomoro. Prosesi ini bertujuan untuk mengirim doa kepada para leluhur Keraton Yogyakarta yang telah dikebumikan di makam-makam Kagungan Dalem. “Kuthomoro merupakan rangkaian Hajad Dalem untuk berziarah dan mengirimkan doa kepada leluhur yang dilaksanakan setiap bulan Ruwah (Syakban),” ungkap MB Ngabdul Taufik Hidayat dari Urusan Pengulon. Hajad Dalem Kuthomoro dilaksanakan mulai tanggal 13 - 15 Ruwah, pelaksanaan tahun ini bertepatan dengan Senin (06/03) hingga Rabu (08/03).
Pada Senin (06/03), Sri Sultan mengutus Abdi Dalem Kanca Kaji dan Abdi Dalem Suranata untuk mengirim ubarampe dari Bangsal Pengapit ke Kantor Urusan Pengulon. Ubarampe kemudian diserahterimakan kepada perwakilan Urusan Pengulon, Raden Riya Sastra Sanjaya. Jumlahnya 400 buah, terdiri dari lisah konyoh (minyak wangi), yatra tindih (sejumlah uang) dan ratus (serbuk kayu cendana). Seluruh ubarampe merupakan sarana berbau wangi yang melambangkan kemuliaan dan keharuman, serta menjunjung tinggi nama baik bagi yang sudah tiada. Serah terima ubarampe kemudian ditutup dengan pembacaan doa dari MB Amat Dausat. Doa tersebut berisikan permohonan kebaikan dan keberkahan untuk Ngarsa Dalem. Hakikatnya ketika seseorang memberikan sesuatu, yang menerima wajib mendoakan kebaikan dan keberkahan agar dilimpahkan kembali kepada sang pemberi.
Keesokan harinya, Selasa (07/03), sejumlah Abdi Dalem yang dipimpin oleh Mas Riya Sarihartakadipura dari Urusan Pengulon dan didampingi Kanca Suranata mengantarkan langsung ubarampe ziarah (serah terima) ke pemakaman Kotagedhe dan dilanjutkan ke Kantor Bupati Puralaya Imogiri. Sementara prosesi ziarah di dalam pemakaman baru dilaksanakan keesokan harinya.
Pada Rabu (08/03), pukul 08.30 WIB, beberapa Abdi Dalem membawa jodhang berisi ubarampe ziarah dari Kantor Puralaya menuju Pajimatan Imogiri. Para Abdi Dalem berjalan kaki menaiki tangga kompleks makam raja-raja di Imogiri menuju Bangsal Srimanganti (sebuah bangunan di muka kompleks makam Sultan Agung). Ubarampe kemudian ditata ulang dan diperiksa kembali kelengkapannya, setelah itu dibawa masuk ke cungkup makam Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, selain karena pandemi yang sudah mereda dan para Abdi Dalem seluruhnya sudah mengikuti prosesi ziarah ini, pembacaan doa tahlil pertama dilakukan di dalam kompleks makam Sultan Agung dan setelahnya baru dilakukan di Bangsal Srimanganti.
Seusai pembacaan doa tahlil di Bangsal Srimanganti, ubarampe disebar ke Astana Kasuwargan, Besiyaran, dan Saptarengga untuk diteruskan doa tahlil oleh para Abdi Dalem yang bertugas.
Selain kedua makam Kagungan Dalem tersebut, terdapat sekitar 58 makam Kagungan Dalem lain yang memperoleh kiriman (kintunan) dari keraton melalui jasa ekspedisi. MB Ngabdul Taufik Hidayat menyebutkan beberapa makam Kagungan Dalem (KgD), diantaranya KgD Pasarean Sukowati dan Kepundong (Surakarta), KgD Pasarean Tegal Arum (Tegal), KgD Pasarean Drono (Klaten), KgD Pasarean Pakuncen (Nganjuk), KgD Pasarean Mayang Jati (Karanganyar), KgD Pasarean Nglaweyan (Laweyan), KgD Pasarean Grenggeng (Kebumen) serta makam-makam lain yang tersebar di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Sedangkan ubarampe untuk ziarah makam Kagungan Dalem yang berada di DIY akan diambil langsung oleh Abdi Dalem atau juru kunci makam di Kantor Urusan Pengulon.