Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 9 Oktober 2023
- 02-10-2023
Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Kawedanan Kridhamardawa kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung untuk memperingati Wiyosan Dalem (hari kelahiran) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 setiap malam Selasa Wage. Acara yang digelar pada Senin Pon, 23 Mulud 1957 Jimawal kembali bertempat di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan.
Pada 9 Oktober 2023, Uyon-Uyon Hadiluhung menyajikan beragam komposisi gendhing dan pertunjukan Beksan Lawung Alit (dikenal juga dengan nama Beksan Lawung Alus) yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Para penari yang membawakan tarian tersebut merupakan siswa-siswa SMK Negeri 1 Kasihan, Bantul (SMKI Yogyakarta) yang tengah menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Kawedanan Kridhamardawa. Pemilihan siswa SMKI Yogyakarta sebagai penari dalam Uyon-Uyon Hadiluhung bulan ini diharapkan menjadi salah satu upaya regenerasi dan pewarisan karya budaya kepada generasi muda.
Seperti agenda sebelumnya, acara ini dapat dihadiri masyarakat secara langsung dengan melakukan reservasi melalui http://bit.ly/RsvUyonUyonLawungAlit2023 (kuota terbatas). Selain itu, acara ini disiarkan secara langsung (live streaming) melalui kanal YouTube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB dan melalui siaran RRI Pro 4 Yogyakarta. Seluruh tamu yang hadir langsung wajib mengenakan busana sesuai dengan pranatan atau ketentuan yang berlaku di lingkungan keraton.
Komposisi Gendhing:
- Gendhing Pambuka: Ladrang Prabu Mataram Laras Slendro Pathet Sanga.
- Gendhing Soran: Gendhing Mara Seba Laras Pelog Pathet Nem, Kendangan Semang jangkep sadhawahipun.
- Gendhing Lirihan I: Gendhing Ramyang Laras Slendro Pathet Nem, Kendhangan Candra dhawah Ladrang Sekar Lempang Laras Slendro Pathet Nem.
- Gendhing Lampah Beksan Lawung Alit.
- Gendhing Lirihan II: Bawa Swara Sekar Ageng Bremara Kerasa, katampen Gendhing Jakamulya Laras Slendro Pathet Sanga, Kendhangan Jangga dhawah Ladrang Dhandhanggula Clunthang kalajengake Plajaran Slendro Sanga, kaseling Rambangan Dhandanggula.
- Gendhing Lirihan III: Gendhing Udan Riris Laras Pelog Pathet Barang, Kendangan Sarayuda jangkep sadhawahipin. Kalajengaken Ayak-Ayak Mijil Wedharingtyas Laras Pelog Pathet Barang.
- Gendhing Panutup: Ladrang Tedhak Saking Laras Pelog Pathet Barang.
Sinopsis Beksan Lawung Alit
Beksan Lawung Alit (Lawung Alus) merupakan Yasan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792), diciptakan bersamaan dengan Beksan Lawung Ageng (gagah) dan Beksan Sekar Medura. Ketiga tarian tersebut merupakan suatu pertunjukan utuh yang dikenal dengan nama Beksan Trunajaya. Dahulu, tarian ini dibawakan oleh Abdi Dalem Prajurit Korps Trunajaya dalam kesatuan Bregada Nyutra yang berasal dari Madura. Tarian ini menggunakan dialog (percakapan) dengan bahasa campuran dari bahasa Madura, Melayu, dan Jawa, yang banyak mengandung unsur perintah-perintah dalam keprajuritan.
Secara lengkap, Beksan Lawung Alit ditarikan oleh 12 penari utama (4 orang pengampil, 4 penari jajar, dan 4 penari lurah) dan 6 pendukung utama tari (2 orang tumenggung, 2 orang botoh, dan 2 orang salaotho). Selain itu ada seorang dalang yang memimpin jalannya tarian. Dalam penampilan kali ini, terdapat penyesuaian yakni hanya ditampilkan 4 pengampil dan 4 penari jajar.
Pendukung Tari
Paraga Patuh
- Tumenggung: RW Wijoyopadmo dan RW Widodomondro
- Paraga Beksa: Lutfan Reno Areza, Raihan Arfiansyah, Abimanyu Jalu Sasminto, Nabil Izzal Laksono
- Paraga Pengampil: Fareza Naufal Toriq, Tegar Surya Armanda, Afzal Fazle Rabbi, Rizal Nurohman
- Paraga Botoh: Idopati Tanaya Wicaksana Radite dan Rizal Maulana
Pamucal Beksa: RW Rogomurti
Panata Gendhing Beksan: MRy Susilomadyo
Panata Gendhing Uyon-Uyon: Mg Yokyk Wardani
Kandha: KMT Dwijosupadmo
Keprak: RW Rogomurti
Panata Busana: Nyi RB Lukitaningrumsumekto
Produser: MJ Harismataya