Mengawali 2021, Keraton Yogyakarta Menggelar Hajad Dalem Pertama: Hadeging Nagari ke-274
Pandemi COVID-19 yang berlangsung sepanjang 2020 belum juga berakhir hingga awal 2021. Sejalan dengan situasi tersebut, gelaran Hadeging Nagari yang menjadi Hajad Dalem pertama keraton di tahun 2021 juga masih harus menjalani beberapa penyesuaian.
Acara peringatan berdirinya Kasultanan Yogyakarta ke-274 ini berlangsung selama dua hari yaitu pada 28-29 Jumadilawal. Tahun ini, prosesi ziarah ke Makam Imogiri yang dilaksanakan pagi hari pada 28 Jumadilawal atau Selasa (12/1) hanya diwakili oleh Kanca Kabupaten Puralaya (Abdi Dalem Makam Imogiri) tanpa dihadiri oleh utusan maupun kerabat keraton. Malamnya, berlangsung Mujahadah Akbar di Kagungan Dalem Masjid Gedhe yang dilaksanakan secara tertutup, terbatas, dan sesuai protokol kesehatan. Agenda Mujahadah dibuka oleh KRT Zuban Hadiningrat sekitar pukul 21.00 WIB. Acara kemudian dilanjutkan pembacaan shalawat oleh MT Darul Hasyim, disambung Manaqib (Jawahirul Ma’ani) oleh Abdi Dalem Kanca Kaji, dan berakhir dengan Dzikrul Ghofilin yang dipimpin KH Misbachul Munir.
Rangkaian acara hari berikutnya (13/1) adalah prosesi Sema’an Al Qur’an dari juz 1-30 yang dimulai selepas salat Subuh hingga Isya bertempat di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Pembacaan Al Qur’an berlangsung hampir sepanjang hari hingga prosesi khatam Al-Qur’an saat acara puncak peringatan.
Berbeda dari tahun lalu, puncak acara Mujahadah dan Sema’an Al Qur’an yang biasa dilangsungkan secara terbuka untuk umum di Bangsal Pagelaran, kali ini dilaksanakan secara tertutup dan terbatas namun dapat disaksikan masyarakat secara daring (live streaming) melalui kanal Youtube Kraton Jogja.
Pada live streaming peringatan Hadeging Nagari ke-274 tersebut, Sri Sultan Hamengku Buwono X memberikan sambutan yang disampaikan secara virtual dari Gedhong Jene. Selain mengajak untuk saling mendoakan, Ngarsa Dalem juga mengingatkan segenap masyarakat untuk menghadapi tahun-tahun penuh perubahan karena pandemi ini tidak dengan mengeluh ataupun marah, melainkan tetap sabar, penuh tawakal dan rasa syukur.
Puncak acara Mujahadah Akbar dan Sema’an Al Qur’an ditutup dengan tausiah dari Dr (HC) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yang disampaikan dari Pekalongan. Beliau menyisipkan pesan agar kita senantiasa tidak melupakan sejarah guna meningkatkan nasionalisme, rasa memiliki, dan handarbeni terhadap tanah air tercinta ini. Beliau juga menambahkan bahwa napak tilas dan kemauan untuk mempelajari keteladanan para leluhur pendiri bangsa bisa menjadi berkat yang mampu memperkuat diri dalam menjawab tantangan umat dan bangsa.
PALING BANYAK DIBACA
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas