Tampil di Jakarta, Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara
- 01-03-2024
Keraton Yogyakarta menggelar konser Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dalam rangka memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN) di Aula Simfonia Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat. Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dalam sambutan mengatakan bahwa Yogyakarta Royal Orchestra mengajak masyarakat untuk merefleksikan makna kedaulatan dan perjuangan bangsa melalui lagu yang menyentuh jiwa. “Dengan keindahan simfoninya, musik dapat berperan sebagai pemersatu bangsa,” jelas Sri Sultan, Jumat (01/03).
Dalam balutan busana Besiyaran, turut hadir dalam kesempatan tersebut yakni Putra Dalem Putri GKR Mangkubumi, GKR Hayu, dan GKR Bendara, Mantu Dalem KPH Notonegoro serta KPH Yudanegara, Wayah Dalem RAj Arti Ayya Fatimasari Wironegoro, RM Drasthya Wironegoro, dan RM Gustilantika Marrel Suryokusumo, Adipati Pura Pakualaman KGPAA Paku Alam X bersama permaisuri GKBRAA Paku Alam, serta Adipati Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkoenagoro X. Hadir pula pada kesempatan tersebut, tamu undangan dari kementerian, pejabat pemerintah RI dan Pemda DIY, Duta Besar dari berbagai negara seperti Italia, Prancis, Iraq, Sri Lanka, Swiss, dan 500 tamu undangan lainnya. Sementara konser pada hari kedua, Sabtu (02/03) juga sukses menyedot antusiasme sekitar 700 penonton yang berasal dari masyarakat umum.
Sesuai dengan dhawuh (perintah) dari Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10, YRO menggelar konser di Jakarta dengan tujuan untuk merayakan “Hari Penegakan Kedaulatan Negara” yang dilatarbelakangi peristiwa Serangan Umum 1 Maret 2949 sebagai hari besar nasional melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022.
“Meski peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 ini terjadinya di Yogyakarta, namun Hari Penegakan Kedaulatan ini bukan hanya milik Yogyakarta. Hari peringatan ini sudah selayaknya dirayakan secara nasional. Untuk itu, kami menggelar konser di Jakarta yang merupakan ibu kota negara Republik Indonesia,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, mengenai perihal penyelenggaraan konser.
“Konsep untuk konser kali ini tentu masih sesuai dengan konsep khas konser Yogyakarta Royal Orchestra, yakni menampilkan lagu-lagu perjuangan nasional serta beberapa repertoar lagu daerah. Beberapa gendhing juga dibawakan dalam format orkestra dan berkolaborasi dengan cokekan dan sindhen. Juga tampil solois vokal Daniel Christianto dan paduan suara dari PSM Universitas Indonesia - PARAGITA, yang ikut mewarnai repertoar dalam Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara,” papar Mas Lurah Widyotantomardowo selaku pimpinan produksi Konser Hari Penegakan Kedaulatan Negara - Yogyakarta Royal Orchestra 2024.
Dengan RW Widyogunomardowo selaku conductor (pengaba), konser YRO menghadirkan pengalaman menyelami perjuangan para pahlawan dalam menegakkan kedaulatan Republik Indonesia melalui romantika musik perjuangan, sekaligus mengajak penonton merasakan nuansa Jawa, khususnya Yogyakarta.
Terdapat 10 repertoar yang dimainkan baik di hari pertama maupun kedua, antara lain Himne Serangan Umum 1 Maret 1949 karya (Yasan) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 dan Tekad karya dr. Damodoro Nuradya. Keduanya diaransemen dengan apik oleh Mas Lurah Widyoyitnowaditro dalam format choir dan orkestra. Selanjutnya hadir lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki yang hadir dalam format solo Cello oleh Raden Dwityatama Darmasakti dan orkestra. Sedangkan lagu Lir-Ilir mengalun dalam format solo Flute oleh Bintang Arya Kusuma dan orkestra. Disusul Concerto Nusantara sebagai karya kompisisi baru yang disusun oleh Mas Lurah Widyoyitnowaditro ke dalam format solo Violin dan dimainkan oleh Bonfillio Shyallom serta orkestra. Concerto Nusantara yang terdiri dari movement menghadirkan rangkaian melodi dari lagu-lagu daerah di Indonesia. Hadir kemudian lagu Jenang Gula dan Lela Ledung dalam format orkestra dan berkolaborasi dengan cokekan dari Kawedanan Kridhamardawa. Tiga repertoar terakhir, yakni lagu Padhang Bulan dalam format orkestra dan Trio Flute oleh Bintang Arya Kusuma, Violin oleh Bonfillio Shyallom, dan Cello oleh Raden Dwityatama Darmasakti. Disusul lagu Yogyakarta ciptaan Anton Issoedibyo yang dipopulerkan oleh Geronimo Band hadir dalam format solo vokal oleh Daniel Christianto, choir dan orkestra. Sedangkan Sepasang Mata Bola ciptaan Ismail Marzuki sebagai lagu terakhir hadir dalam format solo vokal tenor oleh Daniel Christianto, choir, dan orkestra.
Bersamaan dengan penyelenggaraan konser, sebelum memasuki concert hall para tamu undangan maupun penonton disguhkan eksplorasi Pameran “Jayapatra: Langkah Jogja Bagi Bangsa”. Pameran ini menyajikan rentetan singkat dedikasi Yogyakarta untuk Republik Indonesia. Jayapatra mengajak seluruh pengunjung untuk menilik kembali perjuangan kemerdekaan Indonesia beserta ragam upaya mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta kontribusi Yogyakarta sebagai ibu kota negara pada saat itu yang berperan cukup besar terhadap penegakan kedaulatan.
“Untuk pameran kami buka selama 2 hari, pada hari pertama untuk tamu undangan, dan untuk hari kedua kami buka untuk umum. Bukan hanya untuk pemegang tiket konser, di hari kedua semua yang ingin menyaksikan Pameran Jayapatra bisa hadir di Aula Simfonia Jakarta,” ungkap GKR Bendara selaku Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya sekaligus penanggung jawab Pameran Jayapatra.
“Kami berharap pameran dan konser yang digelar di Jakarta dapat menjadi sarana edukasi kepada masyarakat yang lebih luas terkait peranan Yogyakarta dalam upaya mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus apresiasi terhadap negara-negara sahabat yang turut berperan dalam kancah diplomasi global hingga akhirnya kedaulatan negara kita tercinta diakui dunia internasional,” pungkas KPH Notonegoro.