Ngabekten: Tanda Bakti kepada Sri Sultan saat Idulfitri
- 15-04-2024
Gema takbir sayup-sayup berkumandang dari Kagungan Dalem Masjid Panepen, sebuah masjid khusus yang didirikan untuk Sri Sultan dan anggota keluarga. Rabu Pahing (10/04) pagi, Kanca Kaji dan Suranata mempersiapkan penyelenggaraan Salat Idulfitri untuk Sri Sultan dan keluarga.
Tidak begitu lama, Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 miyos untuk menunaikan Salat Idulfitri. Ngarsa Dalem didampingi empat Menantu Dalem, yakni KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KPH Yudanegara, serta Wayah Dalem RM Radityo Mandhala Yudo. Bertindak sebagai Imam Salat Idulfitri adalah Mas Penewu Ngabdul Wahab, S. Ag., dari Kanca Kaji.
Sehari sebelumnya, Selasa (09/04) pukul 16.00 WIB, Sri Sultan juga telah menunaikan Zakat (Paring Zakat) berupa 25 bokor uwos (beras), 2 pisang sanggan, dan 1 bokor Zakat Mal kepada Kanca Kaji dan Suranata. Zakat tersebut kemudian dihantarkan menuju Kawedanan Pengulon di kompleks Masjid Gedhe, untuk selanjutnya dibagikan kepada yang berhak.
Hampir bersamaan dengan Hajad Dalem Garebeg Sawal, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga menghelat Hajad Dalem Ngabekten tahun Jimawal 1957. Pisowanan Ngabekten Kakung (laki-laki) diselenggarakan pada hari pertama Kemis Pon (11/04), sementara Parakan Ngabekten Putri (perempuan) diselenggarakan keesokan harinya, Jemuwah Wage (12/04). Ngabekten merupakan tata cara untuk menghaturkan rasa hormat dan bakti, dalam hal ini kepada Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10, selayaknya tradisi sungkeman yang dilakukan oleh masyarakat Jawa pada umumnya saat Lebaran.
Berlangsung di Tratag Bangsal Kencana, prosesi Ngabekten Kakung berlangsung dilaksanakan dalam 4 kelompok. Kelompok pertama, yakni sekitar pukul 09.00 adalah Ngabekten Hageng Kakung yang dihadiri tiga Menantu Dalem (kecuali KPH Notonegoro karena masih ngayahi atau bertugas sebagai Manggalayudha dalam Hajad Dalem Garebeg Sawal), Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X, Sentana Dalem Kakung, dan Abdi Dalem laki-laki berpangkat Bupati ke atas. Turut hadir Pj. Walikota Yogyakarta, Bupati dan Wakil Bupati Bantul, Wakil Bupati Sleman, Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul.
Kelompok kedua, sekitar pukul 13.15 WIB, berlangsung Ngabekten Gangsal Jungan. Dalam momentum ini, KPH Notonegoro baru menghaturkan sekaligus mengawali Ngabekten, kemudian diikuti oleh Abdi Dalem Punakawan berpangkat Wedana ke atas. Selanjutnya kelompok ketiga pukul 14.00 WIB, berlangsung Ngabekten Darah Dalem yang dilangsungkan di Tratag Gedhong Prabayeksa, diikuti khusus oleh Wayah Dalem atau cucu laki-laki Sultan yang pernah bertakhta. Diawali oleh RM Drasthya Wironegoro (putra GKR Mangkubumi dengan KPH Wironegoro), disusul oleh RM Gustilanthika Marrel Suryokusumo (putra GKR Condrokirono) dan RM Radityo Mandhala Yudo (putra GKR Bendara dan KPH Yudanegara) yang baru pertama kali menghaturkan sungkem pangabekten kepada Eyang Ngarsa Dalem Ka 10. Selanjutnya ikuti Wayah Dalem lainnya.
Rangkaian prosesi Ngabekten hari pertama diakhiri kelompok keempat, yakni Ngabekten Mirunggan pada pukul 15.00 WIB, yang diikuti oleh Abdi Dalem yang berkaitan dengan urusan keagamaan, yaitu Kanca Kaji, Kanca Suranata, Kanca Pengulon, serta Abdi Dalem Juru Kunci (penjaga Kagungan Dalem; Masjid, makam, dan petilasan). Sungkem pangabekten diawali oleh para Abdi Dalem Pengulon dan kemudian diakhiri oleh Abdi Dalem Juru Kunci (Puralaya).
Keesokan harinya, dilaksanakan Ngabekten Putri yang berlangsung dalam 2 kelompok. Kelompok pertama, yakni Ngabekten Hageng Putri yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB di Tratag Gedhong Prabayeksa. Prosesi dimulai dengan sungkem pangabekten yang dihaturkan oleh Permaisuri GKR Hemas dan diikuti oleh putri sulung Sultan, GKR Mangkubumi, kemudian GKBRAy Adipati Paku Alam (istri KGPAA Paku Alam X), disusul keempat Putri Dalem lainnya; GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara. Selanjutnya, sungkem pangabekten dilakukan oleh kakak Sultan, Garwa Pangeran, Wayah Dalem Putri, Sentana Dalem Putri, serta Abdi Dalem putri golongan Punakawan dan Kaprajan. Turut hadir Bupati Sleman dan para istri pejabat daerah DIY, antara lain istri Pj. Walikota Yogyakarta, istri Wakil Bupati Sleman, istri Bupati dan Wakil Bupati Bantul, istri Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul, serta Pj. Bupati Kulon Progo.
Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, dilaksanakan Ngabekten Abdi Dalem Putri (Keparak Para Gusti) berpangkat Wedana dan Bekel di Tratag Gedhong Prabayeksa. Pukul 14.30 WIB, Abdi Dalem Keparak kemudian beralih melakukan Ngabekten Keparak di Pendapa Ndalem Kilen untuk melakukan sungkem pangabekten kepada Permaisuri GKR Hemas.
Seluruh prosesi Ngabekten kepada Sultan dilakukan dengan ngaras jengku atau mencium lutut raja sebagai bentuk rasa bakti dan penghormatan. Namun demikian, bagi kerabat yang berusia lebih tua dari Sultan, Ngabekten dilakukan dengan sembah karna atau mengangkat kedua telapak tangan setinggi daun telinga. Sembah karna ini juga berlaku untuk atur pangabekten Adipati Pakualaman kepada Sri Sultan.