Musikan Kamardikan: Penggugah Semangat 79 Tahun Kemerdekaan Indonesia
- 23-08-2024
Matahari masih terik di atas kepala ketika satu per satu masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya menjejakkan kaki di pelataran Kagungan Dalem Bangsal Kamandhungan Kidul Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Beberapa orang mulai memesan kudapan dari berbagai UMKM kuliner tradisional sembari menunggu waktu menuju Pentas Musikan Kamardikan 2024. Agenda ini digelar pada Sabtu (17/08) pukul 16.00 WIB dengan panggung yang telah tertata rapi di sisi timur Pendapa Bangsal Kamandhungan. Tak hanya pendapa yang dipenuhi para penonton, namun area pelataran beralas karpet hijau pun penuh, hingga banyak yang rela berdiri mengitari panggung yang dihias serupa Bangsal Mandhalasana.
“Untuk sedikit mengobati kekecewaan war tiket Konser Kamardikan 2024 kemarin, kami hadirkan juga Pentas Musikan Kamardikan 2024 pada Sabtu, 17 Agustus 2024 jam 16.00 di Bangsal Kamandhungan yang digelar gratis, langsung datang saja tanpa perlu reservasi. Harapannya ini bisa menjadi pelipur lara, sekaligus jadi momen yang pas untuk memperingati 79 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia,” ungkap KPH Notonegoro.
Pentas Musikan Kamardikan 2024 yang hadir sebagai chamber music concert ini menampilkan tim ensambel tiup dan perkusi Yogyakarta Royal Orchestra serta berkolaborasi dengan Abdi Dalem Wiyaga Kawedanan Kridhamardawa. Tak absen, Brian Prasetyoadi dan Win Yovina Thopandi juga turut meramaikan Pentas Musikan. Berbeda dengan Konser Kamardikan 2023, Pentas Musikan Kamardikan 2024 banyak menghadirkan lagu-lagu yang berkolaborasi dengan permainan gamelan, namun tetap mengusung semangat perjuangan dalam rangka memperingati 79 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Pentas Musikan Kamardikan kali ini cukup istimewa ya karena skalanya lebih besar daripada Pentas Musikan sebelum-sebelumnya yang digelar baik di Mandhalasana maupun Brajanala. Tak hanya konser musik ensambel saja, ada juga bazar UMKM dari warga sekitar Kamandhungan. Sehingga, mulai pukul 12.00 WIB kami sudah siap sedia menampung kehadiran para penonton yang akan menyaksikan Pentas Musikan Kamardikan 2024. Apalagi di kesempatan kali ini ada doorprize spesial juga dengan hadiah berupa tiket tambahan menyaksikan Konser Kamardikan 2024,” papar Cahya Simfoni Fabiola selaku pimpinan produksi untuk Pentas Musikan Kamardikan 2024.
Hadirnya UMKM dan doorprize berupa tiket tambahan Konser Kamardikan 2024 menimbulkan animo masyarakat yang tinggi. Salah satu pemenang doorprize dari bazar UMKM sebelum Pentas Musikan Kamardikan 2024 bahkan berasal dari Medan, dan mengaku sangat senang karena akhirnya akan memiliki kesempatan menyaksikan Konser Kamardikan 2024 yang tak terbayangkan sebelumnya karena tidak berhasil registrasi saat reservasi Konser Kamardikan dibuka. Banyak cerita serupa mewarnai bazar UMKM di Kamandhungan Kidul yang berlangsung sejak siang hingga jelang pementasan dimulai.
Pentas diawali dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama Mas Lurah Widyoyitnowaditro yang bertindak sebagai pengaba sekaligus penggubah repertoar. Usai lagu kebangsaan, kolaborasi tim ensambel tiup dan perkusi Yogyakarta Royal Orchestra bersama Abdi Dalem Wiyaga menyuguhkan Gendhing Gati Mardika yang merupakan Yasan Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10, Lelagon Semangat Juang 45 karya Ir. Soekarno dan Ki Nartosabdo, dan Ketawang Suka Sukur karya Ki Nartosabdo. Pada nomor lagu Mars Proklamasi karya Ki Harjo Subroto, suara proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia menggema mengawali penampilan lagu dan begitu menggetarkan kalbu. Kolaborasi gamelan dan musik barat ini pun ditutup dengan Api Revolusi karya Ki Tjokrowarsito.
Sore makin syahdu berpadu alunan musik yang menggelora dari lagu Hari Merdeka karya Husein Mutahar. Berlanjut ke lagu Indonesia Jaya ciptaan Chaken Matulawa yang dipopulerkan Harvey Malaiholo dan dibawakan dengan begitu indah oleh solois vokal Brian Prasetyoadi. Disambung penampilan lagu Mars Bambu Runcing karya Kamsidi dan Daldjono. Penampilan vokal Win Yovina Thopandi bersama solo tenor saxophone oleh Bimo Sejati membawakan lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki lantas disambut riuh gemuruh tepuk tangan ribuan penonton.
“Terima kasih untuk rekan-rekan, Sahabat semuanya yang hadir hari ini, dan selamat merayakan hari Kemerdekaan ke-79 untuk Indonesia. Semoga semangat perjuangan dari para pahlawan dan kreativitas, terus bisa kita junjung dan teruskan untuk generasi ke depan,” ungkap Brian Prasetyoadi saat penutupan Pentas Musikan.
Senada dengan Brian, Win Yovina Thopandi yang akrab disapa Wina juga mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk antusiasme dari seluruh penonton yang hadir. “Selamat ulang tahun Indonesiaku, jangan berhenti berkarya untuk generasi kita dan jaga terus toleransi. Berikan yang terbaik untuk bangsa dan negeri kita,” ungkap Wina sebelum akhirnya berduet dengan Brian membawakan lagu Tanjung Perak yang kini tengah menjadi ikon baru dari Yogyakarta Royal Orchestra.
Acara yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kraton Jogja ini menerima perhatian yang begitu luar biasa dari penikmat Yogyakarta Royal Orchestra. Terpantau tak hanya masyarakat Yogyakarta saja yang hadir, namun beberapa penonton dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang hadir khusus untuk menyaksikan Pentas Musikan Kamardikan 2024. Salah satunya adalah pasangan suami istri beserta kedua anaknya yang hadir dari Tegal, “Biasanya kami hanya nonton di YouTube, baru kali ini kami nonton langsung, jauh-jauh naik kereta dari Tegal. Anak saya senang sekali,” ungkap sang ibu.
Antusiasme dan rasa tak ingin berpisah dengan Yogyakarta Royal Orchestra begitu kuat nampaknya. Ketika lagu Tanjung Perak berakhir, bahkan teriakan “Lagiii… Lagi… Lagi…” dari penonton terus terdengar. Lagu tema kemerdekaan Indonesia yakni Hari Merdeka pun akhirnya dibawakan sebagai encore mengajak seluruh penonton bernyanyi bersama dipandu Brian dan Wina.
“Kami sangat berterima kasih atas antusiasme masyarakat dan penonton setia Yogyakarta Royal Orchestra yang begitu luar biasa. Semoga hadirnya Pentas Musikan Kamardikan tahun ini bisa turut menyemarakkan HUT ke-79 Republik Indonesia, sekaligus menggelorakan semangat perjuangan dalam diri setiap orang yang menyaksikannya baik yang hadir di lokasi maupun yang bergabung melalui layar kaca,” tutup KPH Notonegoro yang juga turut hadir menyaksikan.