Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 23 September 2024
Wiyosan Dalem atau hari kelahiran Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 selalu menjadi momentum yang penting untuk diperingati, salah satunya dengan pergelaran Uyon-Uyon Hadiluhung. Kawedanan Kridhamardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Uyon-Uyon Hadiluhung setiap Senin Pon (malam Selasa Wage) di Kagungan Dalem Bangsal Kasatriyan.
Selain menyajikan serangkaian komposisi gendhing, Uyon-Uyon Hadiluhung yang bertepatan pada 19 Mulud Je 1958 atau 23 September 2024 juga menampilkan Beksan Narasoma. Masyarakat umum dapat berpartisipasi secara luring dalam agenda ini dengan kuota terbatas melalui reservasi yang langsung penuh setelah 1,5 jam dibuka. Seluruh pengunjung yang menyaksikan Uyon-Uyon Hadiluhung diwajibkan untuk menggunakan busana sesuai pranatan atau ketentuan yang berlaku di lingkungan keraton, yakni busana pranakan (putra) dan kebaya tangkepan jangkep (putri). Pergelaran ini dapat pula disaksikan secara daring melalui siaran langsung di kanal YouTube Kraton Jogja mulai pukul 19.00 WIB.
Komposisi Gendhing
- Pambuka: Ladrang Raja Manggala.
- Soran: Gendhing Randhusekar.
- Lirihan I: Gendhing Semburadas.
- Gendhing Lampah Beksan Narasoma.
- Lirihan II: Gendhing Ganggong.
- Lirihan III: Gendhing Gupita.
- Panutup: Ladrang Sri Kondur.
Sinopsis Beksan Narasoma
Beksan Narasoma merupakan beksan alus Yasan Dalem Enggal (tari halus prakarsa karya baru) Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 yang berkonsep sekawanan, sehingga dibawakan oleh 4 penari putra. Dua penari memerankan tokoh Raden Narasoma dan Raden Pandhu, sementara dua penari lainnya memerankan bayangan dari dua tokoh tersebut. Tarian ini mencuplik fragmen dari epos Mahabharata yang menggambarkan perjuangan Narasoma dari Mandaraka (kelak menjadi raja bergelar Prabu Salya) saat melawan Raden Pandhu dari Astina untuk memperebutkan Dewi Kunthi.
Tidak seperti beksan kakung lain yang biasanya menggunakan enjeran (persiapan/pemanasan) sebelum perang, Beksan Narasoma langsung menampilkan adegan perang yang menjadi inti cerita. Adegan ini memuat perang dan jeda perang.
Pendukung Tari
Paraga Patuh
- MJ Budimatoyo
- MJ Wredumatoyo
- Mateus Raoul Supriyadi
- Daiva Faiz Anggara
Paraga Bela
- Nathanael Awan Diwangkara
- Irvan Ananta
- Ahmad Hafizh Rasyad
- Herlaksito Suryantoro
Pamucal Beksa & Keprak: RRy Rogomurti
Panata Gendhing Beksan: MRy Susilomadyo
Panata Gendhing Uyon-Uyon: MJ Panyutrosandi
Kandha: RRy Brotoadmojo
Panata Busana: Mg Agus Marwanto
Produser: MJ Harismatoyo
PALING BANYAK DIBACA
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas