Urusan Pengulon Menggelar Kajian Sekaten Je 1958/2024

Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar Hajad Dalem Sekaten dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini diisi dengan serangkaian prosesi mulai dari Miyos Gangsa, Gladi Prajurit, Numplak Wajik, Kondur Gangsa, hingga Garebeg Mulud. Bersamaan dengan pelaksanaan Hajad Dalem Sekaten, Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat melalui Urusan Pengulon juga menggelar Kajian Sekaten Je 1958. 

Desain Postingan 1

Kajian Sekaten rutin dilaksanakan setiap tahunnya di serambi Kagungan Dalem Masjid Gedhe setiap selepas asar dan isya selama enam hari berturut-turut mulai hari Senin (9/9). “Sesuai Dhawuh Dalem, kajian dilaksanakan selama enam hari setiap ba’da asar dan ba’da isya, tahun ini dimulai dari Senin (9/9) sampai Sabtu (14/9),” ujar Mas Bekel Amat Nurcholis, salah seorang Abdi Dalem Golongan Kajian dan Program Urusan Pengulon. Kajian Sekaten selepas asar biasa dimulai pada pukul 16.30 WIB dan kajian selepas isya biasa dimulai pada pukul 19.30 WIB, dengan masing-masing durasi kajian selama satu jam. 

Kajian Sekaten hadir sebagai kajian keislaman yang bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bernapaskan agama Islam. “Tujuannya untuk nguri-nguri budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang berasal dari Kerajaan Mataram Islam,” jelas MB Amat Nurcholis. Kehadiran Kajian Sekaten juga syarat akan makna filosofi terutama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan sebagai upaya keraton dalam mengejawantahkan budaya Jawa yang selaras dengan ajaran Islam. 

Desain Postingan 2

Sama seperti tahun sebelumnya, Kajian Sekaten tahun ini kembali menghadirkan tema-tema kajian yang berkaitan erat dengan Nabi Muhammad SAW. Menurut MB Amat Nurcholis, tema besar dari Kajian Sekaten tahun ini adalah “kehidupan Rasul”, kemudian diturunkan ke dalam beberapa pilihan tema mulai dari sejarah kelahiran Rasul, akhlak Rasul, cara mencintai Rasul, cara Rasul dalam bermasyarakat, cara Rasul membagi waktu, cara Rasul berkeluarga dan mendidik anak, cara Rasul dalam mengedepankan perdamaian dan nasionalisme, cara menjaga kesehatan ala Rasul, hingga Rasul dalam Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Tema-tema kajian tersebut disampaikan oleh para narasumber yang berasal dari kalangan ulama dari berbagai latar belakang organisasi Islam. “Kami ndherek Dhawuh Dalem, narasumber yang akan mengisi adalah para ulama dari berbagai organisasi Islam, terdapat rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia, rekomendasi dari ormas Muhammadiyah, rekomendasi dari Nahdlatul Ulama, dan rekomendasi dari takmir Masjid Gedhe,” ungkap MB Amat Nurcholis. 

Desain Postingan 3

Rangkaian Kajian Sekaten diselenggarakan secara terbuka untuk masyarakat umum. Seluruh masyarakat umum, putra dan putri, baik yang berasal dari Kota Yogyakarta maupun dari luar kota dapat langsung hadir ke serambi Kagungan Dalem Masjid Gedhe untuk mengikuti kajian. Antusiasme dari masyarakat dalam mengikuti Kajian Sekaten sangat besar. Ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir pada kajian selepas asar yang mencapai kurang lebih 100 orang, sedangkan pada kajian selepas isya mencapai 200-300 orang dengan jumlah yang terus bertambah seiring dengan penutupan acara Kajian Sekaten. “Kalau mendekati penutupan peserta kajian bisa sampai 400 orang lebih,” rinci MB Amat Nurcholis. 

Bagi masyarakat, penyelenggaraan Kajian Sekaten memberikan manfaat yang begitu luar biasa terutama dalam meningkatkan ilmu di bidang agama. Salah satu peserta kajian bahkan menjelaskan bahwa dirinya rela berangkat jauh dari rumah menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe untuk menimba ilmu melalui Kajian Sekaten. “Saya berangkat dari Godean setelah kerja nggak rugi, niat kesini untuk mencari teman surga dan meningkatkan ilmu tentang tauhid,” ujar Bu Atik, salah satu peserta kajian. Di samping itu, Kajian Sekaten juga bermanfaat sebagai tempat berkumpulnya para ibu-ibu kelompok kajian. “Bagus, bisa silaturahmi dengan teman-teman sekaligus menambah iman dan taqwa,” tambah Bu Atik. Beberapa peserta juga menjelaskan bahwa mereka senang mengikuti Kajian Sekaten sebab materi kajian disampaikan dengan menggunakan bahasa Jawa sehingga mudah untuk dimengerti. “Enak, ngerti aku. Materine aku ngerti, bahasane basa Jawa, ustaz e enak,” jelas Bu Painem, salah satu peserta kajian.  

Desain Postingan 5

Penyebaran informasi terkait Kajian Sekaten dilakukan melalui berbagai media seperti media sosial dan grup di berbagai aplikasi pesan. Salah satu peserta kajian menjelaskan bahwa dirinya mengetahui informasi Kajian Sekaten melalui grup WhatsApp yang ia ikuti “Ada wara-wara dari grup, dari teman yang memang aktif berangkat ke pengajian,” jelas Bu Atik. Pihak panitia penyelenggara Kajian Sekaten, Kawedanan Pengulon, juga memanfaatkan fitur live streaming pada aplikasi YouTube untuk menjangkau audiens yang lebih luas terutama bagi mereka yang tinggal di luar kota. “Kita juga siarkan melalui live streaming di kanal YouTube Kawedanan Pengulon,” ujar MB Amat Nurcholis. Pemilihan media ini berhasil memberikan wadah tersendiri bagi masyarakat yang ingin mengikuti Kajian Sekaten, tetapi tidak dapat hadir langsung di Kagungan Dalem Masjid Gedhe. “Kemarin melihat di kolom komentar itu ada yang dari Surakarta, Jawa Barat, dan Jakarta,” tambah MB Amat Nurcholis.

Secara garis besar penyelenggaraan Kajian Sekaten oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, berhasil menjadi wajah bagi masyarakat untuk menimba ilmu dan meningkatkan iman di bulan Mulud ini. Penyelenggaraan kajian yang menawarkan berbagai tema menarik dan juga hadirnya siaran langsung sebagai upaya bagi untuk Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali melestarikan budaya keraton yang bernapaskan ajaran agama Islam. 

Desain Postingan 6