Jadi Aset Seni Budaya Indonesia, Yogyakarta Royal Orchestra Meriahkan Penganugerahan The Asset Manager 2024
- 11-10-2024
Selasa malam (08/10), Yogyakarta Royal Orchestra (YRO)—orkestra Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat—tengah bersiap untuk tampil di Gedung AA Maramis, kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat. Sebagai bentuk kolaborasi dan apresiasi terhadap aset seni budaya Indonesia, Yogyakarta Royal Orchestra tampil pada Malam Penganugerahan The Asset Manager (TAM) 2024—sebuah kompetisi pengelolaan aset negara bergengsi yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
“Cukup mengejutkan bagi kami ketika dihubungi oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia bahwa Yogyakarta Royal Orchestra diminta tampil di Malam Penganugerahan The Asset Manager 2024. Sebagai orkestra Kagungan Dalem tentu memerlukan Lilah Dalem untuk tampil di luar keraton. Ternyata, Ngarsa Dalem memberikan Palilah karena YRO dipandang sebagai salah satu aset seni budaya di Indonesia yang semangatnya sejalan dengan kompetisi yang diselenggarakan Lembaga Manajemen Aset Negara tersebut,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.
Acara Malam Penganugerahan TAM 2024 diawali dengan Miyos Dalem Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10 yang diiringi Gendhing Surceli. Ngarsa Dalem berjalan berdampingan dengan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. Tak hadir sendiri dari Keraton Yogyakarta, Ngarsa Dalem juga didampingi oleh Putra Dalem Putri GKR Mangkubumi dan GKR Hayu yang berjalan bersama jajaran Kementerian Keuangan lainnya. Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani Indrawati menyatakan “Sebuah bangsa memperlakukan aset menggambarkan peradabannya. Bagaimana perlakuan terhadap aset menggambarkan karakter bangsa tersebut, sehingga apa pun aset tidak boleh idle (menganggur).”
Dengan tema “Membangun Sinergi untuk Optimalisasi Aset yang Berwawasan Hijau. Green Assets, Bright Future: Managing State Resources for Sustainable Tomorrow”, acara ini menjadi refleksi dari penerapan nilai keberlanjutan, lingkungan dan tata kelola agar optimalisasi aset negara senantiasa memperhatikan dampak bergulir guna menghasilkan manfaat seluas-luasnya dan jangka panjang. Sehingga penguatan fiskal dari aset tidak hanya diharapkan memberikan manfaat sesaat, namun juga berkelanjutan bagi generasi mendatang. Selaras dengan semangat tersebut, Yogyakarta Royal Orchestra sebagai aset seni budaya Indonesia pun memeriahkan Malam Penganugerahan TAM 2024.
“Orkestra ini membawa harmoni yang memadukan keagungan budaya Yogyakarta dengan inovasi modern, melambangkan semangat yang sama yang kita bawa dalam pengelolaan aset,” ungkap Ngarsa Dalem dalam sambutannya mengenai sejalannya visi YRO dengan acara TAM 2024. Hal ini sekaligus mencerminkan semangat untuk senantiasa mengoptimalkan aset, bukan hanya aset negara properti umum, melainkan juga seni budaya sebagai salah satu aset bangsa yang memiliki nilai tinggi.
Berlatar gedung warisan budaya peninggalan Belanda tertua kedua di Jakarta, Yogyakarta Royal Orchestra menampilkan repertoar yang terdiri dari 8 lagu. Lir Ilir ciptaan Sunan Kalijaga menjadi nomor pembuka dengan menghadirkan solo flute oleh Gadang Wahyu Arafah. Concerto Nusantara Movement I yang menghadirkan rajutan melodi lagu-lagu daerah dari Indonesia bagian barat pun menyusul dengan keindahan permainan solo violin oleh Bonfilio Shyallom Rezandi Bangun. Lagu Indonesia Pusaka kemudian dimainkan dengan apik bersama Farel Jonggi Lundito selaku solois cello.
Tak hanya menghadirkan lagu-lagu unggulan YRO saja, terdapat dua nomor yang cukup istimewa karena merupakan lagu kesukaan Menkeu RI, Sri Mulyani Indrawati. Lagu One Moment in Time karya Whitney Houston dan Woman dari John Lennon dibawakan pula sebagai persembahan untuk Ibu Menteri. Adapun tiga nomor terakhir persembahan YRO adalah kembali menghadirkan lagu-lagu Jawa yang dibawakan dalam format orkestra. Lagu Jenang Gula dan Lela Ledhung menjadi kolaborasi manis Yogyakarta Royal Orchestra dengan Cokekan Kawedanan Kridhamardawa yang terdiri dari sindhen Nyi MB Larasati; gender oleh MB Brongtomadyo; dan siter oleh MB Ronggojati.
Sedangkan Padhang Bulan ciptaan Sunan Giri menjadi penutup yang cantik di bawah sinar rembulan kota Jakarta dengan komando RW Widyogunomardowo selaku konduktor. Trio flute – violin – cello yang kali ini dimainkan oleh Gadang Wahyu Arafah, Bonfilio Shyallom Rezandi Bangun, dan Farel Jonggi Lundito pun hadir bersama Yogyakarta Royal Orchestra membawakan lagu penutup tersebut dan disambut apresiasi meriah para tamu undangan.
“Kami berterima kasih sekali atas apresiasi dari pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan dan Lembaga Manajemen Aset Negara, yang telah mempercayakan Yogyakarta Royal Orchestra untuk tampil di acara The Asset Manager 2024. Penampilan Yogyakarta Royal Orchestra semalam bukan semata-mata perayaan gebyar dalam seremonial saja, namun bagi kami sebuah pengakuan atas kerja kolaborasi seni tradisi dan musik barat yang menjadi semangat utama dalam karya-karya Yogyakarta Royal Orchestra,” pungkas KPH Notonegoro.