Rayakan Hari Gamelan 2024, Keraton Yogyakarta Rilis Tutorial Kendhangan Volume 1
- 19-12-2024
Sebagai salah satu warisan budaya adiluhung Nusantara, alat musik gamelan memiliki pesona tersendiri di mata dunia. Keindahan harmoninya telah memadukan nilai estetika, spiritualitas, dan tradisi, hingga menarik perhatian dunia internasional. Pengakuan atas pesona gamelan ini mencapai puncaknya pada 15 Desember 2021, ketika UNESCO, badan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berfokus pada pelestarian budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan, secara resmi menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (Intangible Cultural Heritage). Penetapan ini tidak hanya menjadi simbol apresiasi global terhadap kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga pengingat pentingnya menjaga dan melestarikan warisan tersebut bagi generasi mendatang.
Pengakuan UNESCO terhadap gamelan memiliki arti istimewa bagi Keraton Yogyakarta, sebagai salah satu penjaga tradisi budaya Jawa. Di bawah naungan Kawedanan Kridhamardawa, momentum bersejarah ini dirayakan dengan meluncurkan “Tutorial Kendhangan Kendhang Kalih Volume 1”, sebuah rangkaian video edukatif yang disiarkan melalui kanal YouTube Kraton Jogja. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengajarkan seni bermain kendhang, salah satu instrumen kunci dalam ensambel gamelan, kepada masyarakat luas.
“Rencana merilis seri video tutorial kendhangan ini sebenarnya sudah kami rancang sejak tahun lalu. Namun mengingat proses riset dan pematangan materi, kemudian rekaman video dan sebagainya ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sehingga, baru bisa kami luncurkan pada tahun 2024 ini untuk mangayubagya Hari Gamelan yang diperingati tanggal 15 Desember,” ungkap KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa.
Tutorial Kendhangan Kendhang Kalih Volume 1 menghadirkan rangkaian video yang secara detail menjelaskan teknik dasar hingga lanjutan dalam memainkan kendhang, dilengkapi dengan narasi yang mendalam mengenai filosofi di balik setiap pola tabuhan. Program ini dirancang tidak hanya sebagai sarana pembelajaran, tetapi juga sebagai upaya untuk membangkitkan minat generasi muda terhadap seni gamelan.
Penayangan perdana seri video tutorial berlangsung mulai Senin, 9 Desember 2024 hingga 17 Desember 2024 setiap pukul 17.00 WIB, dan diharapkan menjadi medium yang efektif untuk menghubungkan masyarakat modern dengan kekayaan tradisi leluhur.
Serangkaian video yang terdiri atas sembilan edisi hadir sebagai jendela bagi para pecinta seni tradisional untuk mengenal lebih dekat khazanah kendhangan gaya Yogyakarta. Video pembuka bertajuk "Andharan Babagan Kendhangan" mengurai seluk-beluk tentang kendhang: mulai dari anatomi instrumen, ragam jenis, teknik penyeteman, hingga simbol notasi yang memandu permainan. Delapan video selanjutnya adalah untaian tutorial yang mendalam, menghadirkan praktik berbagai jenis kendhangan seperti Kendhangan Lancaran, Bubaran, Ketawang, Ladrang, Ladrang Raja, Ladrang Gati, Ladrang Gangsaran, hingga Ladrang Gangsaran Bimakurda.
Setiap video dirangkai dengan cermat dan dipandu oleh para narasumber yang telah memiliki banyak pengalaman di dunia seni karawitan, di antaranya RW Ngeksibrongto, MB Brongtomardiko, MJ Subokastowo, MB Srikawuryan, dan lainnya. Pewara seperti Nyi RRiyo Pujaningrum, MB Cermo Diworo, dan RJ Cermo Wacono, turut membalut setiap tayangan dengan nuansa hangat khas budaya Jawa. Dalam rangkaian video tutorial kendhangan kali ini, disampaikan juga fakta-fakta mengenai kendhang yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat awam. Salah satunya ialah mengenai bahan pembuatan kendhang.
“Kayu terbaik untuk bahan kendhang di wilayah Yogyakarta ialah kayu nangka yang telah berusia tua. Sementara tebokan yang bagus ialah tebokan yang terbuat dari kulit sapi,” ungkap RW Ngeksibrongto dalam video pertama tutorial kendhangan. Disampaikan pula oleh RW Ngeksibrongto beberapa ciri khas dari Kendhang Gaya Yogyakarta yang menjadi pembeda dengan kendhang dari daerah lainnya.
Sebagai bagian dari rangkaian Tutorial Kendhangan Kendhang Kalih Volume 1, program ini tidak hanya menyuguhkan video pembelajaran, tetapi juga dilengkapi dengan sesi gelar wicara secara daring. Sesi ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Kraton Jogja pada Senin lalu (09/12) mulai pukul 13.00 WIB, dan memberikan kesempatan kepada penonton untuk bertanya seputar kendhangan, gamelan, atau aspek budaya Jawa lainnya. Dipandu KMT Dwijasupadma, Pangarsa Abdi Dalem Lebdaswara Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang juga Direktur Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta, gelar wicara tersebut menghadirkan narasumber RW Ngeksibrongto (Abdi Dalem Wiyaga Kawedanan Kridhamardawa), MB Jayengpangrawit (Pengajar Jurusan Karawitan SMKN 1 Kasihan Bantul/SMKI Yogyakarta), Bayu Purnama M.Sn (Dosen Jurusan Karawitan Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta), serta MW Budya Kridha Wirama (Abdi Dalem Kaprajan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat).
Pesan “Ndherek ngangsu kawruh” ramai ditemukan dalam live chat siaran YouTube tutorial kendhangan. Hal tersebut menunjukkan antusiasme masyarakat untuk lebih mendalami seni karawitan terutama dalam bagian instrumen kendhang. Antusiasme tidak hanya datang dari masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, terucap pula apresiasi dan semangat dari pegiat budaya Jawa dari seberang benua yakni negara Suriname. Partisipasi dari berbagai kota dan negara ini menjadi bukti nyata bahwa seni kendhangan dan gamelan tidak hanya hidup di tanah Jawa, tetapi juga memancarkan keindahan ke berbagai penjuru dunia.