Putri Dalem Yasa Peksi Burak, Kearifan Keraton Memperingati Isra Mikraj
- 07-02-2025

“Maha Suci Allah, kang wus nlampahake Abdi Kawulane (Nabi Muhammad SAW), ing wayah wengi, saka Masjidil-Haram, marang Masjidil Aqsha (kang uga aran Baitul Maqdis) kang wus ingsun paring kautaman ing kiwa tengene, perlu sun tuduhake marang deweke Muhammad, pirang-pirang tanda yektining sun. Temen-temen Allah iku Dzat kang Maha Miyarsa lan Ngawuningani.”
Quran Surat Al-Isra ayat 1, menjadi pembuka Lelampahan (riwayat perjalanan) Isra Mikraj Kanjeng Nabi Muhammad SAW di Kagungan Dalem Serambi Masjid Gedhe. Dihadapan ratusan jemaah dan sekelompok Abdi Dalem Pengulon, Mas Bekel Ngabdul Muh Asrori membacakan risalah Isra Mikraj dalam bahasa Jawa pada Minggu Pon (26/01) atau bertepatan 26 Rejeb Je 1958, pukul 20.00 WIB. Pembacaan risalah tersebut juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kraton Jogja.
Isra merupakan sebuah perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW dari Masjidilharam di Kota Mekah menuju Masjidilaksa di Yerusalem, kemudian (Mikraj) dinaikkan ke langit ketujuh guna menerima wahyu untuk menjalankan ibadah salat.
Selama pembacaan risalah berlangsung, sepasang miniatur burung burak dan empat pohon bunga dihadirkan sebagai perlambang suci Buroq, wahana yang digunakan oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW selama perjalanan rohani Isra Mikraj. Dalam risalah yang dibacakan, laju Buraq digambarkan sangat cepat, “Sasampunipun punika, Kanjeng Nabi katuran nitih Buroq, satunggaling titihan ingkang rikatipun boten mekakat, jangkahipun sabuntasing pandulu lir lampahing kilat –Setelahnya, Kanjeng Nabi SAW diminta mengendarai Buroq, salah satu kendaraan yang kecepatannya tidak terukur, langkahnya seakan-akan seperti kilatan petir--.”
Yasa Peksi Burak
Setiap tanggal 26 Rejeb, Putra Dalem Putri, Sentana Dalem Putri (kerabat), dan Abdi Dalem Keparak terlibat dalam Hajad Dalem Yasa (membuat) Peksi Burak (burung Burak) sebagai kearifan lokal dalam menyambut peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW di Keraton Yogyakarta.
“Peksi ini kan melambangkan kendaraan yang menemani Nabi naik ke langit. Kami (keraton) membuat burung burak dan semua merupakan hasil karya perempuan yang ada di dalam keraton,” ungkap GKR Mangkubumi.
Semua sarana membuat miniatur Peksi Burak dan pohon bunga telah disiapkan, antara lain 7 macam buah-buahan, dedaunan, aneka bunga, sangkar, tusuk bunga, benang, petadhahan, dan berbagai peralatan merangkai. Sejurus kemudian, semua yang hadir di Bangsal Sekar Kedhaton menggarap tugasnya masing-masing.
GKR Mangkubumi dan GKR Bendara menyusun tujuh buah-buahan (pisang, rambutan, manggis, jeruk, sawo, apel, jeruk bali, salak, dan tebu). Di sudut lain, GKR Condrokirono dan GKR Maduretno dibantu Sentana Dalem Putri mengupas jeruk bali. Kulit jeruk bali inilah yang nanti dirangkai menjadi miniatur Peksi Burak. Sementara GKR Hayu merangkai bunga melati sebagai salah satu hiasan Peksi Burak. Abdi Dalem Keparak dengan tekun merangkai merangkai dedaunan dan bunga untuk menjadi empat pohon bunga sebagai perlambang taman surga.
Sekitar pukul 16.00 WIB, GKR Mangkubumi menyerahkan dua pohon buah dan empat pohon bunga yang telah selesai dirangkai kepada Abdi Dalem Kanca Kaji dan Suranata untuk didoakan. Tak lama berselang, rangkaian Peksi Burak diarak oleh Kanca Abrit dari Keputren menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, rangkaian Peksi Burak diterima oleh KMT Sari Hartaka Dipura dari Urusan Pengulon untuk selanjutnya digunakan sebagai kelengkapan sarana pengajian pembacaan risalah Isra Mikraj.