Kuthomoro, Tanda Hormat dan Kenang Leluhur Jelang Bulan Puasa
- 25-02-2025

Rabu pagi (12/02), sejumlah Abdi Dalem Kanca Kaji dan Abdi Dalem Suranata dalam ageman pranakan terlihat membentuk iringan barisan keluar dari Bangsal Pengapit. Rombongan ini berjalan kaki keluar dari kompleks Cepuri menuju Kantor Urusan Pengulon untuk mengantarkan ubarampe yang sebelumnya telah diinapkan semalam di Gedhong Prabayeksa. Sejumlah 420 ubarampe yang sudah dikemas tersebut berisi sekar konyoh, dupa, ratus dari serbuk kayu cendana, dan yatra tindih.
Prosesi ini merupakan rangkaian awal dari Hajad Dalem Kuthomoro yang berlangsung setiap tanggal 13-15 Ruwah atau bertepatan pada Rabu (12/02) hingga Jumat (14/02) tahun 2025. Kuthomoro merupakan tradisi Keraton Yogyakarta berziarah ke makam-makam Kagungan Dalem untuk mengirimkan doa kepada leluhur menjelang bulan puasa.
Esok harinya, 14 Ruwah atau Kamis (13/02) pagi sejumlah Abdi Dalem Pengulon melakukan proses serah terima ubarampe secara langsung di Kantor Urusan Pengulon kepada sejumlah Abdi Dalem juru kunci makam Kagungan Dalem yang ada di wilayah Yogyakarta, selain Makam Kotagedhe dan Imogiri. Hal ini menjadi pembeda Kuthomoro tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya juru kunci ambil (ubarampe) di Pengulon, tapi harinya tidak pas (tidak sama atau berbarengan satu sama lain). Besok kamis secara seremonial (mengambil ubarampe) serentak”, seperti diungkap KMT Sarihartakadipura selaku Kahartakan Urusan Pengulon.
Selanjutnya, pada hari yang sama, Abdi Dalem Pengulon didampingi Kanca Suranata berangkat ke Pemakaman Kotagedhe dan Kantor Bupati Puralaya Imogiri untuk melakukan pasrah pinampi (serah terima) ubarampe secara langsung kepada Abdi Dalem juru kunci Makam Kagungan Dalem Kotagedhe, KMT Hastonokusumo dan Abdi Dalem juru kunci Makam Kagungan Dalem Imogiri, KMT Hastononingrat. Selain penyerahan ubarampe untuk makam Kagungan Dalem di DIY, dilakukan pula pengiriman ubarampe melalui pos ke makam Kagungan Dalem yang ada di luar DIY, berjumlah kurang lebih 58 makam.
Sehari setelahnya, pada Sabtu pagi (14/02) atau 15 Ruwah, tampak iringan Abdi Dalem Puralaya berjalan dari Kantor Bupati Puralaya Imogiri menuju Makam Imogiri. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian berwarna abrit (merah) sembari menandu jodhang berisi ubarampe, selebihnya lagi berjalan mengiringi. Setelah menaiki ratusan anak tangga dan tiba di Bangsal Srimanganti –pendopo di pintu masuk kompleks makam Sultan Agung–, dilangsungkan doa bersama dan dilanjutkan dengan prosesi ziarah. Setelah prosesi ziarah di Makam Kotagedhe dan Imogiri selesai dilaksanakan, maka ziarah ke makam Kagungan Dalem lainnya baru dapat dilakukan, yakni pada keesokan harinya.
Kuthomoro sebagai tradisi yang sudah berakar ratusan tahun ini, sejatinya bukan hanya ritual untuk mengirimkan doa kepada para pendahulu, namun juga wujud ungkapan Keraton Yogyakarta dalam menghayati serta menghormati para leluhur. Ragam benda-benda ubarampe yang menorehkan aroma harum juga menjadi simbol dalam menjunjung tinggi kemahsyuran nama para pendahulu yang telah tiada.