Gladhi Resik Prajurit dan Numplak Wajik: Menuju Garebeg Sawal 1958 Je/2025

Sebanyak 10 kesatuan Prajurit Keraton Yogyakarta telah melaksanakan Gladhi Resik Prajurit pada Minggu (23/03) sebagai rangkaian menuju pelaksanaan Garebeg Sawal 1958 Je/2025 pada Senin (31/03). Latihan ini dimulai dari Pelataran Kamandungan Kidul ke arah utara menuju Magangan-Kedhaton-Pagelaran-Masjid Gedhe-Ndalem Mangkubumen hingga kembali lagi ke Kamandungan Kidul. Agenda latihan ini dilangsungkan dengan cukup siap melalui penggunaan busana dan atribut sebagaimana mestinya ketika pelaksanaan Garebeg Sawal. 

Desain Postingan 12

KPH Notonegoro berperan sebagai Manggalayuda menempati posisi paling tinggi di kesatuan Prajurit Keraton Yogyakarta. Tugasnya adalah memimpin pasukan dan penentu keputusan bagi seluruh kesatuan. Maka dari itu gladhi resik dimulai pukul 15.30 WIB dengan pengecekan setiap kelengkapan dan kesiapan prajurit oleh Manggalayuda. Setiap kesatuan prajurit secara bergantian menuju area barat Pendapa Kamandungan untuk dilihat secara jeli oleh KPH Notonegoro didampingi  Kanca Kagunan. Pada waktu yang bersamaan pula, perwakilan dari setiap kesatuan prajurit akan berjalan menuju ke Pelataran Kamagangan untuk mengambil Klebet atau bendera kesatuan.

Desain Postingan 2

Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikankan oleh KRT Wiraningrat sebagai Wakil Penghageng Kawedanan Kaprajuritan bahwa, “Gladhi Prajurit dilakukan dengan pakaian, alat musik, dan senjata lengkap. Sebelum memulai gladi juga KPH Notonegoro sebagai Manggalayuda akan memastikan semuanya sudah lengkap dan baik.”

Desain Postingan 8

Kemudian perbedaan dari gladhi resik prajurit dan saat hari pelaksanaan adalah kehadiran lima gunungan. Gunungan Kakung, Estri, Gepak, Dharat, dan Pawuhan dihadirkan ketika hari pelaksanaan Garebeg Sawal. Terdapat hal yang istimewa dalam pelaksanaan Gladhi Resik Garebeg Sawal 2025 melalui kehadiran Abdi Dalem Palawija setelah sekian lama tidak pernah muncul. Abdi Dalem Palawija adalah kesatuan Abdi Dalem yang terdiri dari orang-orang dengan kondisi fisik khusus dengan ketugasan mengiringi upacara penting, termasuk Garebeg Sawal. Setidaknya dua Abdi Dalem Palawija Cebolan dan satu Abdi Dalem Palawija Albino telah hadir saat Gladhi Resik. 

Desain Postingan 4

Setelah KPH Notonegoro sebagai Manggalayuda selesai melakukan pengecekan, 10 kesatuan prajurit telah siap untuk diberangkatkan. KPH Notonegoro didampingi pembawa ubarampe memimpin jalannya gladhi resik menuju ke arah utara tepat pada pukul 16.00 WIB. Gladhi resik memang tidak memakan waktu sebanyak ketika hari pelaksanaan Garebeg Sawal, namun kondisi berpuasa menjadi salah satu tantangan tersendiri. Gladhi resik kemudian telah usai pada pukul 17.45 WIB dan dilanjutkan dengan buka puasa secara bersama-sama di Pelataran Kamandungan. 

Desain Postingan 13

Kegiatan pendamping dari Pameran Hamong Nagari pun turut menyemarakkan Gladi Resik. Penjenamaan ‘Hamong Nagari’ sebagai aparatur di Keraton Yogyakarta tidak terlepas dari adanya Prajurit Keraton Yogyakarta. Afternoon Sketch and Photography menjadi kegiatan pendamping yang dilangsungkan tidak berbayar. Kegiatan ini menjadi sarana bagi fotografer dan seniman sketsa untuk mengasah kemampuan dan kemudian hasil karyanya dipamerkan. 

 Ds C2844

Lima hari kemudian, tepatnya pada Jumat sore (28/03), Keraton Yogyakarta juga melaksanakan prosesi Numplak Wajik di Panti Pareden, kompleks Magangan. Inti prosesi yang dipimpin Putri Sulung Sri Sultan,

 Ds C2672

GKR Mangkubumi, adalah menumplak (menumpahkan) sebakul wajik sebagai bakal calon badan Gunungan Putri (Estri). Gunungan yang juga dikenal sebagai Gunungan Wadon ini selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat bersama dengan empat macam Gunungan lainnya pada saat prosesi Hajad Dalem Garebeg Sawal 1958 Je/2025 pada Senin (31/03). Selama prosesi berlangsung, Abdi Dalem Keparak memainkan Gejok Lesung. Irama lesung bertalu-talu menandai mulainya upacara Numplak Wajik, sekaligus sarana penolak bala.

Ds C00586