Mengirim Doa Untuk Leluhur, Keraton Yogyakarta Gelar Prosesi Kuthomoro
Sebelum memasuki bulan puasa, Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Kuthomoro. Agenda Kuthomoro berlangsung selama tiga hari pada 13-15 Ruwah menurut kalender Jawa, tahun ini bertepatan dengan 27-28 Maret 2021.
Mas Wedana Ngabdulwiyadi dari Kanca Suranata menerangkan upacara Kuthomoro bertujuan sebagai sarana untuk mengirim doa dan memintakan ampun untuk para leluhur yang sumare (dikebumikan) di Kotagedhe, Imogiri dan makam Kagungan Dalem lainnya.
Pada tanggal 13 Ruwah atau Sabtu (27/3) pukul 09.00 WIB, Sri Sultan mengutus Abdi Dalem Kanca Kaji dan Suranata untuk mengambil ubarampe Kuthomoro di Bangsal Pengapit. Sebanyak 400 buah ubarampe telah disiapkan oleh Abdi Dalem Keparak, terdiri dari lisah konyoh (minyak wangi), yatra tindih (uang untuk membeli bunga tabur) dan ratus (serbuk kayu cendana) yang akan digunakan sebagai sarana ziarah. Perangkat ubarampe Kuthomoro berupa materi berbau wangi yang melambangkan kemuliaan dan keharuman, serta meluhurkan nama baik para pendahulu Keraton Yogyakarta.
Setelah didoakan, ubarampe tersebut dibawa menuju Kawedanan Pengulon untuk dibagikan keesokan harinya. Sesampainya di Kawedanan Pengulon, Mas Wedana Ngabdulwiyadi menyerahkan ubarampe Kuthomoro dan diterima oleh KRT Zuban Hadiningrat.
Keesokan harinya, yakni 14 Ruwah atau Minggu (28/3), rombongan Abdi Dalem dari Kawedanan Pengulon mengantarkan beberapa ubarampe ke dua tempat, yaitu Pemakaman Kotagedhe dan Kantor Bupati Puralaya Imogiri.
Selain dua makam tersebut, ubarampe ziarah juga dikirim ke kurang lebih 58 makam Kagungan Dalem melalui paket pos. Makam-makam tersebut tersebar di beberapa daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Grobogan, Magetan, dan Kertosono.
Hari ketiga, 15 Ruwah atau Senin (29/3), prosesi ziarah ke dalam makam dilakukan. Rombongan Abdi Dalem Puralaya dipimpin Mas Wedana Reksa Jogomandolo membawa jodang berisi ubarampe ziarah dari Kantor Bupati Puralaya menuju Pajimatan Imogiri.
Tahun ini doa ziarah makam Imogiri dipusatkan di cepuri makam Sultan Agung, bertindak sebagai pemimpin doa Mas Wedana Reksa Jogowasito. Untaian doa dan pembacaan tahlil ditujukan untuk Sultan Agung, permaisuri, kerabat dan seluruh raja-raja Kasultanan Yogyakarta yang telah wafat.
Mas Panewu Ngabdul Samheri menuturkan bahwa ziarah diawali dari makam Kotagedhe dan Imogiri. Sedangkan makam Kagungan Dalem lain baru dilaksanakan sehari setelahnya.
PALING BANYAK DIBACA
- Pentas Wayang Wong Gana Kalajaya, Perkuat Hubungan Diplomatik Indonesia-India
- Peringati Hari Musik Sedunia, Keraton Yogyakarta Gelar Royal Orchestra dan Rilis Album Gendhing Soran Volume 1
- Talk Show: Kendhangan Ketawang Gaya Yogyakarta dan Launching Kendhangan Ketawang
- Bojakrama, Pameran Jamuan di Keraton Yogyakarta Usai Digelar
- Tetap Patuhi Prokes, Pembagian Ubarampe Gunungan Garebeg Besar Digelar Terbatas