Simposium Budaya Jawa dan Pameran Manuskrip Keraton Yogyakarta
- 12-03-2019
Peringatan 30 tahun bertakhtanya Sri SUltan Hamengku Buwono X berdasar kalender Masehi disemarakan dengan kegiatan simposium internasional yang dilaksanakan pada 5 - 6 Maret dan pameran naskah pada 7 Maret - 7 April 2019
Simposium Internasional “Budaya Jawa dan Naskah Keraton
Yogyakarta” Kegiatan Simposium Internasional “Budaya Jawa dan Naskah Keraton Yogyakarta” dilaksanakan di Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan acara pembukaan berupa pementasan Beksan Jebeng yang dibawakan oleh KHP Kridhamardawa.
Dalam sambutannya, GKR Hayu selaku ketua panitia menuturkan bahwa kegiatan simposium ini merupakan salah satu penyambung mata rantai ilmu pengetahuan yang terputus sejak peristiwa Geger Sepehi. “Keraton sebagai pusat kebudayaan tidak pernah berhenti memproduksi maupun mereproduksi ilmu pengetahuan, namun demikian ada mata rantai yang terputus saat peristiwa Geger Sepehi. Untuk itulah, kami mengundang para akademisi, praktisi, dan peneliti untuk berdiskusi sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari Keraton Yogyakarta,” ujar GKR Hayu.
Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka acara secara simbolis dengan menyentuhkan telapak tangan ke layar dan disaksikan oleh kerabat, anggota Forkompimda, pejabat publik, dan para peserta simposium. Hal ini perlambang bahwa budaya dapat disebarluaskan dan bersinergi dengan teknologi.
Terdapat empat tema yang dibahas oleh 16 pembicara selama dua hari pelaksanaan simposium yakni sejarah, filologi, pertunjukan, dan sosial budaya. Beberapa nama yang telah dikenal luas turut mendukung acara ini, seperti Anhar Gonggong, Peter Carey, Ahmad Arif, dan Annabel Gallop. Simposium ini juga menghadirkan beberapa peneliti muda seperti Stefanus Krisandi Setiawan, Safia Rahmawati, dan Rudy Wiratama. Semua materi yang disampaikan tersebut dapat diunduh di https://symposium.kratonjogja.id
Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka rangkaian simposium.
Pameran Naskah Keraton Yogyakarta
Puncak dari rangkaian kegiatan adalah pembukaan Pameran Naskah Keraton Yogyakarta yang dilaksanakan mulai pukul 19.00 pada Kamis (7/3) di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta. Kegiatan ini menandai tepat 30 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono X bertakhta. Tema yang diangkat dalam pameran ini adalah “Merangkai Jejak Peradaban Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat”. Prosesi dibuka dengan pementasan Beksan Lawung Ageng oleh KHP Kridhamardawa. Tarian yang merupakan Yasan Dalem (karya) Sri Sultan Hamengku Buwono I ini secara kuantitas direkonstruksi kembali menyesuaikan jumlah penari yang ada di dalam Beksan Trunajaya, dari yang sebelum ini dikenal masyarakat dibawakan oleh 16 penari, kini menjadi 40 penari.
Seusai sambutan dari GKR Bendara selaku ketua panitia, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, yang secara simbolis menyerahkan 75 naskah digital kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, Direktur Perpustakaan Nasional RI (Muhammad Syarif Bando), dan Kepala DPAD DIY (Monika N. Lastiyani). Naskah-naskah ini merupakan naskah yang dulunya pernah dijarah oleh Raffles saat peristiwa Geger Sepehi tahun 1812.
Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan sambutan yang berisi ajakan semangat untuk memaknai teks dan konteks guna membangun peradaban masa depan dengan lebih bermartabat, menyambut terciptanya keraton milenial untuk generasi bangsa dan semesta. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan rangkaian bunga oleh Sultan sebagai tanda telah dibukanya pameran dan tur ke dalam ruang pameran.
Pameran naskah ini dibuka untuk umum selama sebulan, setiap hari pukul 09:00-21.00 WIB, dari tanggal 7 Maret hingga 7 April 2019. Untuk dapat menyaksikan pameran, pengunjung hanya perlu membeli tiket masuk ke Bangsal Pagelaran dan Siti Hinggil Lor.
Naskah yang dipamerkan antara lain babad, serat, dan cathetan warni-warni dari perpustakaan keraton, Kapustakan KHP Widyabudaya. Sementara teks-teks bedhaya, srimpi, dan pethilan beksan, serta cathetan gendhing berasal dari koleksi Kapustakan KHP Kridhamardawa. Beberapa koleksi dari Bebadan Museum Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga turut dipamerkan untuk mendukung visualisasi naskah. Pameran ini adalah kali pertama naskah-naskah yang dihias dengan sangat indah tersebut dapat dilihat langsung oleh khalayak luas.
Selain pameran naskah dalam bentuk fisik, beberapa naskah yang diserahkan British Library ditampilkan dalam bentuk digital. Di samping pameran, akan dibuka kelas kuratorial, diskusi, dan tur ruang pamer yang akan dipandu oleh akademisi dan komunitas. Kegiatan tersebut dilakukan setiap akhir pekan dengan tujuan menyuburkan atmosfer akademis di Yogyakarta.
Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka pameran naskah Keraton Yogyakarta.
Tautan terkait
Simposium 5 Maret
Simposium 5 Maret
Simposium 5 Maret
Simposium 6 Maret
Simposium 6 Maret
Resepsi 7 Maret