Garebeg Sawal dan Ngabekten Be 1952
- 08-06-2019
Terdapat dua agenda utama yang dilaksanakan Keraton Yogyakarta setiap memeringati Idulfitri, yakni Garebeg Sawal dan Ngabekten. Pada tahun ini, pelaksanaan Garebeg Sawal digelar pada Rabu (5/6) mulai pukul 8.00 pagi. Tujuh buah gunungan dikeluarkan dari keraton pada pukul 11.00 siang dan dibagikan ke Masjid Gedhe, Kantor Kepatihan, dan Puro Pakulaman.
Seperti halnya masyarakat Jawa pada umumnya yang bersilaturahmi saat Idulfitri, di keraton juga terdapat tradisi sungkem pangabekti dan silaturahmi kepada raja yang disebut dengan Ngabekten. Acara ini digelar pada hari pertama dan kedua Idulfitri menurut kalender Jawa. Pada tahun ini, Ngabekten dilaksanakan pada Rabu dan Kamis, tanggal 5-6 Juni 2019.
Ngabekten Kakung
Ngabekten Kakung dilaksanakan pada hari pertama (5/6) dan terbagi menjadi tiga sesi yakni Ngabekten Hageng Kakung, Ngabekten Gangsal Jungan, dan Ngabekten Darah Dalem di Bangsal Kencana. Prosesi Ngabekten Hageng Kakung yang mengawali keseluruhan rangkaian dimulai pada pukul 10.00 selepas prajurit pengawal gunungan melintasi area kedhaton (area inti keraton).
Ngabekten ini diikuti oleh Sentana Dalem Pangeran dan Abdi Dalem laki-laki berpangkat bupati ke atas, termasuk pejabat daerah DIY yang berjenis kelamin laki-laki. Turut hadir dalam prosesi ini yaitu KGPAA Paku Alam X dan para Mantu Dalem, KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, dan KPH Yudonegoro. Hadir pula para pejabat daerah DIY dalam prosesi ini yaitu Walikota Yogyakarta, Drs. Haryadi Suyuti, Bupati Bantul, Drs. Suharsono, Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, M.Si., Bupati Kulon Progo Dr. Hasto Wardoyo, SP.OG (K). Prosesi Ngabekten ini berakhir pada pukul 11.30.
Selanjutnya, masih di tempat yang sama, berlangsung Ngabekten Gangsal Jungan pada pukul 13.00-14.30, yang diikuti oleh Abdi Dalem dengan pangkat wedana ke atas. Ngabekten terakhir yang dilaksanakan adalah Ngabekten Darah Dalem pada pukul 15.00-15.30 di tratag Gedhong Parabayeksa. Ngabekten ini diikuti oleh cucu laki-laki dari Sultan yang pernah bertakhta. RM Dhrastya Wironegoro (Putra GKR Mangkubumi), dan RM Gustilanthika Marrel Suryokusumo (putra GKR Condrokirono) hadir dalam prosesi ini untuk melakukan sungkem pangabekti kepada sang kakek, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Ngabekten Hageng Putri
Ngabekten Putri
Keesokan hari setelah pelaksanaan Ngabekten Kakung, digelar prosesi Ngabekten Putri pada Kamis (6/6) yang terbagi dalam Ngabekten Hageng Putri, Ngabekten Putri, dan Ngabekten Abdi Dalem Putri. Prosesi diawali dengan Ngabekten Hageng Putri pada pukul 09.00-10.30 di tratag Gedhong Prabayeksa. Ngabekten ini diikuti oleh Permaisuri, Putri Dalem, Wayah Dalem Putri, istri pejabat daerah, dan kerabat putri.
GKR Hemas selaku permaisuri, mengawali sungkem pangabekti kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dilanjutkan oleh GKR Mangkubumi, GBRAy A. Paku Alam, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GKR Hayu, dan GKR Bendara. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan sungkem pangabekti yang dilakukan oleh kerabat (Sentana Dalem) putri termasuk Wayah Dalem Putri yakni RA Artie Ayya Fatimasari (Putri GKR Mangkubumi) dan RAj Nisaka Irdina (Putri GKR Bendara). Prosesi Ngabekten dilanjutkan oleh istri para pejabat daerah di DIY. Istri Bupati Sleman, Kustini, Istri Wallikota Yogyakarta Hj. Tri Kirana Muslidatun, Istri Bupati Kulon Progo Dwikisworo Setyowireni, Istri Bupati Bantul Erna Kusmawati, Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dra. Zultiyanti, Istri Wakil Walikota Yogyakarta drg. Poerwati Soetji Rahajoe, Sp BM., dan istri Wakil Bupati Kulon Progo Sri Wahyu Widhati tampak dalam acara ini.
Ngabekten selanjutnya yang digelar adalah Ngabekten Khusus Putri yang dipimpin oleh GKR Hemas pada pukul 10.30-11.30 di Bangsal Pengapit. Kelima Putri Dalem, Wayah Dalem Putri, dan Sentana Dalem Putri melakukan sungkem kepada GKR Hemas, dan dilanjutkan dengan bersalaman satu sama lain. GKR Mangkubumi mengawali sungkem pangabekti pada prosesi ini yang dilanjutkan oleh keempat adiknya, Sentana Dalem Putri, lalu Wayah Dalem Putri.
Pada pukul 13.30-14.30 digelar prosesi Ngabekten yang diikuti oleh Abdi Dalem Putri di emper Gedhong Prabayeksa. Sungkem pangabekti kepada Sultan dilakukan secara berurutan mulai dari pangkat tertinggi hingga terendah. Adapun pakaian yang dikenakan adalah janggan berwarna hitam dengan disertai pin atau tanda penghargaan yang diberikan kepada yang bersangkutan. Selanjutnya, pada pukul 14.30-16.00, digelar prosesi Ngabekten yang diikuti oleh Abdi Dalem Keparak di Pendapa Keraton Kilen.
Prosesi Ngabekten terakhir adalah Ngabekten Mirunggan pada pukul 20.00-21.00 di Bangsal Kencana. Ngabekten ini diikuti oleh Abdi Dalem urusan keagaman (Kanca Kaji, Suranata, dan Abdi Dalem Pengulon) yang kemudian disusul oleh Abdi Dalem Juru Kunci (penjaga masjid, petilasan, dan makam).
Seluruh prosesi Ngabekten kepada Sultan dilakukan dengan ngaras jengku atau mencium lutut raja sebagai bentuk rasa bakti dan penghormatan. Namun demikian, bagi kerabat yang berusia lebih tua dari Sultan, sungkem pangabekti dilakukan dengan sembah karna atau mengangkat kedua telapak tangan setinggi daun telinga.