Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon 13 Januari 2020
- 06-01-2020
Uyon-Uyon Hadiluhung merupakan acara yang rutin digelar setiap Senin Pon malam Selasa Wage untuk memperingati hari kelahiran (Wiyosan Dalem) Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Pergelaran kali ini dapat disaksikan secara langsung oleh masyarakat umum dengan melakukan reservasi ke nomor 0856-4171-9690 serta mengenakan busana sesuai ketentuan atau pranatan yang ditetapkan di lingkungan keraton. Selain itu, acara ini juga dapat dinikmati pada pukul 21.00 WIB melalui siaran RRI Yogyakarta (Pro 1 & Pro 4). Siaran langsung (live streaming) acara ini juga dapat disaksikan melalui kanal Youtube dan Periscope Kraton Jogja.
Selain menyajikan komposisi gendhing, Uyon-Uyon Hadiluhung Senin Pon tanggal 13 Januari 2020 juga menyajikan tari Srimpi Teja.
Komposisi Gendhing:
- Gendhing Pambuka: Ladrang Prabu Mataram Slendro Sanga
- Gendhing Soran: Gendhing Pengawe Laras Pelog Pathet Lima, Kendhangan Mawur, Jangkep Sadhawahipun.
- Gendhing Beksan Srimpi Teja Laras Slendro Pathet Manyura.
- Gendhing Lirihan I: Gendhing Windu Aji Kendhangan Sarayuda - Ladrang Windu Aji Laras Pelog Pathet Nem
- Gendhing Lirihan II: Gendhing Tawang Puja Kendhangan Lahela - Ladrang Wentis Kengis, Minggah Ketawang Prabu Manuksma Laras Slendro Pathet Sanga.
- Gendhing Lirihan III: Gendhing Carang Gantung Kendhangan Sarayuda, Minggah Ladrang Hambar Sari Laras Pelog Pathet Barang.
- Panutup: Ladrang Tedhak Saking Pelog Barang
Sinopsis Srimpi Teja
Srimpi Teja merupakan salah satu tari klasik yang diciptakan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan merupakan pengembangan dari Srimpi Cina pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Penamaan Srimpi Teja diambil dari gendhing pengiringnya, yaitu Gendhing Teja.
Srimpi Teja mengambil kisah dari Serat Menak. Tarian ini bercerita tentang Dewi Rengganis berperang melawan Dewi Widaninggar, putri Cina yang hendak membalas kematian saudarinya yaitu Dewi Adaninggar. Oleh karena itu tarian ini juga dikenal sebagai Srimpi Rengganis mengsah Widaninggar.
Srimpi Teja dibawakan oleh empat penari putri dengan diiringi empat penari dhudhuk (penari kanak-kanak) yang membawa properti jebeng (tameng/perisai). Selain menggunakan jebeng, para penari juga menggunakan senjata berupa keris untuk tokoh Dewi Rengganis dan cundrik untuk tokoh Dewi Widaninggar.
Keunikan dari Srimpi Teja yaitu menampilkan ragam gerak sojah putri Cina, tawing njimpit sampur, dan gerak perpindahan penari dhudhuk dengan lampah pocong. Tarian ini terakhir kali dipentaskan pada 1954 sebelum akhirnya direkonstruksi tahun 1985 dalam versi singkat (cekak). Uyon-uyon Hadiluhung kali ini mempersembahkan Srimpi Teja dalam versi jugag (pemendekan dari versi cekak).
Penampilan tari Srimpi Teja kali ini didukung oleh:
Paraga Beksa:
Srimpi :
Dewi Rengganis
- Nyi MJ. Andayanilistyomatoyo
- Nyi RJ. Putrikurniamatoyo
Dewi Widaninggar
- Nyi RW. Pristisarikusumorasmimatoyo
- Nyi MJ. Rahmayanilalitamatoyo
Dhudhuk :
- R.Aj. Chiara Ramya Pradnyacita
- R.Aj. Fayola Kusuma Maheswari
- Dominique Candri Listia Tyasika
- Aolia Dhamaee Lalitanaya
Bela Dhudhuk : R. Aj. Luisa Rahdya Pradnyaditta
Pengirit :
- Nyi MW. Sugiyartisrimatoyo
- Nyi MW. Wijayantisuryomatoyo
- Nyi RW. Noorhayatiraras
- Nyi Titik Agustin
Panata Beksa :
- Nyi KRT. Dwijo Sasmintamurti
- Nyi M.Ry. Murtiharini
- Nyi RW. Noorhayatiraras
- Nyi RW. Pudyastuticondromatoyo
Panata Gendhing : MW. Susilomadyo
Pengendhang : MP. Ngeksibrongto
Pengeprak : RW. Rogomurti
Pemaos Kandha : R. Ry. Suryoamisesa
Produser: Nyi RW. Pudyastuticondromatoyo